teknologi

Saturday, April 14, 2018

Angkasa dan bumi

Semesta ini Kuciptakan dalam keteraturan sempurna sehingga ketika tiba saatnya ia berakhir, itu akan menjadi awal bagi semesta berikutnya. Untuk menjaga keteraturan itu Aku menciptakan hukum sebab akibat, hukum kerja atau karma sebagai pengatur perjalanan alam semesta ini agar tetap berada dalam siklus sempurnanya. Dengan hukum ini pula Aku mengatur segala aspek dalam kehidupan semesta seperti saat pertama ia Kuciptakan sampai tiba di akhir masanya.
Kehidupan di alam semesta selalu bergerak dalam arahan hukum aksi-reaksi, hukum karma ini. Tak ada sesuatupun dalam kehidupan ini terbebas dari hukum karma, meski kalian tidak memahami atau bahkan tidak meyakininya. Ini adalah sebuah hukum keniscayaan alam semesta. Hukum ini memastikan agar api memberi panas, air memberi basah, dan angin memberi kering. Hukum karma memastikan agar setiap makhluk mendapatkan akibat dari setiap sebab yang mereka pilih. Setiap kerja pasti akan mendatangkan hasil, sekali pun kerja itu adalah kerja diam. Kerja menciptakan hasil kerja, diam menciptakan hasil diam. Sebagaimana alam semesta meliputi seluruh ruang dan waktu yang ada, begitulah hukum ini meliputi seluruh ruang dan waktu yang membentuk alam semesta.
Dengan begitu, hukum karma ini akan memberimu pahala atau hasil dalam rentang waktu dan ruang yang tidak terbatas oleh kelahiran dan kematian. Pahala atas kerja ini terus melekat padamu sepanjang siklus semesta yang kamu jalani melalui begitu banyak kelahiran, kehidupan dan kematian. Hanya ketika jiwamu berhasil membebaskan diri dari kemelekatan atas hasil kerja, disitulah hukum kerja ini membebaskanmu dari pahala karma. Itulah saat engkau mengenal keikhlasan murni, sebuah kerja tanpa kemelekatan pada hasil. Engkau akan mencapai kebebasan kerja, bekerja dalam pikiran yang diam tanpa keinginan.
Setiap kerja yang kau lakukan pada kehidupan ini akan mendatangkan pahala pada ruang dan waktu yang tidak pasti dan sama. Pahala itu bisa datang saat ini di sini atau saat itu di sana, dan selalu menanti di masa depan kehidupan. Dan karena kehidupanmu sesungguhnya abadi, maka pahala karma bahkan bisa datang pada kehidupan masa depanmu dalam dimensi yang lain setelah kematian. Kehidupan ini sendiri memberi begitu banyak pilihan bebas untuk kamu pilih dengan kecerdasanmu. Sedangkan hukum karma bertugas memastikan agar kau mendapatkan hasil bagi setiap pilihanmu. Karena itu anakKu, berhentilah menyalahkan orang lain atas setiap hasil yang kau peroleh di kehidupan ini. Semua hasil itu tak lain adalah akibat dari pilihanmu sendiri. Aku sudah menciptakan kesempurnaan pada hukum karma, sehingga hanya aksi yang menimbulkan reaksi, hanya sebab yang dapat menimbulkan akibat.
Jika untuk sebuah akibat atau pahala yang kau alami ternyata engkau tidak mengerti dan menemukan sumber sebabnya pada dirimu, itu bukan berarti bahwa penyebab itu ada pada orang lain. Penyebab dari pahala itu tetap ada pada dirimu. Hanya saja ketidaktahuan akan rangkaian karma masa lalu telah membuatmu sulit memahaminya. Aku memahami bahwa ketidaktahuan itu terjadi karena keterbatasan pikiran sadarmu untuk mengingat setiap hal secara rinci pada semua kehidupan masa lalumu. Namun satu hal penting untuk selalu kau pahami, tak ada akibat tanpa suatu sebab. Dan akibat itu hanya akan kembali ke tempat dari mana sebabnya berasal. Pahala karmamu niscaya adalah hasil kerjamu.
Kualitas karma hanya menentukan kualitas pahala dan jumlah karma hanya menentukan jumlah pahala. Bukan kualitas karma yang menentukan jumlah pahala, bukan pula jumlah karma yang menentukan kualitas pahala. Dengan demikian setiap penyesalan tidak akan bisa menghentikan jalannya hukum karma. Penyesalan hanya membantumu menjadi lebih siap untuk menerima pahala karma dengan ikhlas, sehingga suatu pahala buruk bahkan bisa berubah menjadi sesuatu yang membahagiakan. Pikiran yang bisa mengartikan pahala dengan makna yang berbeda akan membangun suatu bentuk perasaan yang juga berbeda. 
Aku tidak berhak mengurangi atau menghentikan pahala atas setiap kerja yang kau lakukan. Aku hanya bisa menemanimu menerima pahala itu dengan rasa sebagaimana yang kau harapkan. Pahala karma akan terasa seolah tidak ada manakala kesadaranmu telah ikhlas menerimanya sebagai sesuatu yang biasa dan mesti terjadi. Sebagaimana kau melakukan setiap karmamu dengan kesadaran dan ketetapan hati, begitulah semestinya kau ikhlas menerima setiap pahala dan karma itu. Hanya dengan cara ini maka kau tidak akan mudah terguncang oleh setiap pahala yang kau terima sebagai akibat dari kerjamu.
Pahala buruk tidak terlalu mengecewakanmu, pahala baik tidak pula terlalu membahagiakanmu. Bahkan ketika engkau bisa menyadari bahwa pahala yang kau terima dari hasil kerjamu itu sebenarnya adalah sebuah kerja dari makhluk lain atau dari alam semesta yang sedang dilakukan terhadapmu, maka kau akan mengerti bahwa sesungguhnya tak pernah ada pahala di alam semesta. Semua yang ada ini hanyalah kerja yang saling berkaitan satu sama lain. Alam semesta adalah serangkaian karma. Saat kau bisa melihat bahwa pahala sesungguhnya bukanlah pahala melainkan hanya sebuah kerja yang lain, maka kau akan berhenti mengharapkan pahala dari sebuah karma. Dengan kesadaran inilah kau mesti mulai bekerja hanya demi kerja itu sendiri untuk kelangsungan siklus alam semesta. Kau akan terbebas dari pahala karma. Maka, ikhlaslah dalam kerja, anakKu. Kerjamu akan menjadi pahala bagi orang lain dan pahalamu menjadi kerja bagai orang lainnya. Inilah lingkar kesempurnaan kerja alam semesta, kesempurnaan karma. Dan Aku adalah pusat dari lingkaran semesta ini. Pusat yang berada di dalam sekaligus di luar lingkaran karma itu.

THORIQOH

بسم الله الرحمن الرحيم
Pentingnya ber " THORIQOH "
_____________________________
Sudahkah kita berthariqoh...?
Rasulullah saw. bersabda :
شريعتي جائت على ثلاثمائة وثلاث عشرة طريقة لا يلقى العبد بها ربنا الا دخل الجنة ( رواه الطبرني )
“Syari'atku datang membawa 313 thoriqoh (metode pendekatan pada Allah), tidaklah seorang hamba menemui Tuhan dengan salah satunya, kecuali pasti masuk surga”
(HR. Thabrani)
فشريعة كسفينة وطريقة # كالبحر ثم حقيقة در غلت
Syariat laksana perahu, thoriqoh laksana laut, haqiqat adalah mutiara yang berharga.
** Arti "Thoriqoh" adalah jalan.
Jalan harus ada ... untuk menyampaikan pada suatu tujuan.
Tanpa jalan semua akan tersesat tak tentu arah.
Jika pun sampai, kalau tanpa jalan, pasti sampai nya sangat lama, karena harus mengarungi laut, hutan, jurang, sawah, rawa dan rintangan lainnya.
** Thoriqoh adalah cara atau metode ibadah.
Tanpa cara, semuanya berantakan.
Masak nasi pake cara.
Masak telor pake cara.
Makan pun pake cara.
Menjahit baju pake cara.
Buka konveksi pake cara.
Mencuci & nyetrika pake cara.
Pake & buka baju juga pake cara.
Cari uang pake cara
Make uang pake cara
Ngasih uang juga pake cara
Apalagi ibadah...
Semuanya harus pakai cara.
** Thoriqoh adalah wadah
Siapa saja orang yang ingin taubat, ingin bersuci dari lumpur dosa.
Siapa saja orang yang ingin belajar baik, ingin belajar ingat agar bertemu dengan Alloh, wadahnya adalah Thoriqoh.
** Thoriqoh adalah Syaikh/Mursyid
Thoriqoh tanpa Syaikh/Mursyid bukanlah Thoriqoh.
Didalam Thoriqoh semua atas bimbingan syaikh/Mursyid
Sholat, dzikir, shoum, shodaqoh, akhlaq, dll semuanya harus dengan bimbingan Syaikh/Mursyid (Guru).
من لا شيخ له فشيخه الشيطان
"Orang yang tidak punya Syaikh/Mursyid (guru)
Maka Syaikh nya adalah setan. "
** Thoriqoh kita adalah dzikir
واعلم ان طريق شيخنا طريق الذكر فقط. وليس غير
Dan ketahui lah, sesungguhnya thoriqoh Syaikh/Mursyid kita adalah thoriqoh dzikir saja. Bukan yang lain.
Karena dzikir adalah inti setiap ibadah.
Tanpa dzikir semua ibadah kosong tak bernilai.
Tanpa dzikir,,,, sholat, shoum, ibadah haji akan menjadi bangkai yang dilempar ke wajah pemilik nya.
Jasad manusia hidup karena ada ruh.
Sedangkan Ruh hidup dengan dzikir.
Tanpa dzikir,,, manusia adalah mayat hidup.
الذاكر بين الغافلين كالحي بين الموتى
Orang yang berdzikir diantara orang-orang yang lupa, seperti orang yang hidup diantara mayat.
**
Carilah Thoriqoh walau harus berjalan 1000 tahun.
Carilah Syaikh/Mursyid walau pun harus mengarungi gunung, jurang, samudera.
Seperti kata Tuan Syaikh Abdul Qodir qs.
سافر الي الف عام لتسمع مني كلمة
Berjalanlah 1000 tahun (datanglah) kepadaku untuk mendengar (menerima) satu kalimat dariku.
Yaitu kalimat Dzikir.
**
Dzikir tanpa Thoriqoh adalah dzikir tanpa cara.
Dzikir tanpa Thoriqoh adalah dzikir tanpa guru.
Dzikir tanpa guru ibarat pohon yang tidak ditanamkan.
Dzikir yang di-Talqinkan/bai'at oleh Mursyid kita adalah benih ma'rifat yang harus ditanam didalam hati yang subur.
Hanya syaikh yang bisa menanamkan dzikir dengan metode yang tepat.
Bahkan syaikh/Mursyid lah yang membimbing kita untuk memelihara dzikir.
Kalimah Thoyyibah adalah dzikir yang ditanamkan oleh Syaikh/Mursyid.
Kalimah Khobitsah adalah dzikir yang tidak ditanamkan oleh Syaikh.
(أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ * تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ * وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ اجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الْأَرْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ)
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Alloh telah membuat perumpamaan kalimat yang baik (KALIMAH THOYYIBAH) seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,
Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Alloh membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.
Dan perumpamaan kalimat yang buruk ( Kalimah Khobitsah) seperti pohon yang tidak ditanam, yang telah tercabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun.
[Surat Ibrahim 24 - 26]
Ibadah tanpa berthoriqoh akan se-mau-nya tanpa bimbingan dan tanpa arahan.
Hidup tanpa thoriqoh adalah hidup tanpa dzikir, takkan bisa selalu bersama Alloh dalam setiap waktu dan keadaan, walaupun hebat ilmu dan ibadah nya.
Tidak berthoriqoh adalah miskin walaupun kaya raya.
Tidak berthoriqoh = tidak punya dzikir = tidak punya Syaikh/Mursyid.
Hidup tanpa Thoriqoh Selamanya bernilai dosa walaupun hafal 1000 kitab.
Karena mengingkari apa yang Allah firmankan dalam Al-Qur'an :
"Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali semata - mata untuk beribadah kepada-Ku"
"Dzikirlah kepada Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring (dalam keadaan apapun)"
Tiada ibadah yang dapat dikerjakan secara full sehari semalam ( 24 jam),kecuali dzikir sir/khofi/rahasia yang ditanamkan oleh seorang syekh/Mursyid kedalam dada seorang salik.
Kita sering mengagumi karomah para wali...tapi kita tidak pernah berfikir bagaimana dan dengan apakah mereka dapat mencapai kedudukan tersebut...
Hampir keseluruhan para wali punya/mengikuti thoriqoh...contohnya Syekh Zaini Abd. Ghani (Samaniyah, Sijiliyah,dll)...K.H.Abd. Bakhith (Alawiyyin)...Syekh Abd. Qodir Zaelani (Qodiriyah, dll)...Guru Danau (Naqsabandi)...dsb...
Hanya lantaran pengetahuan tentang tareqoh ini sangat minim/sedikit sekali dalam lapisan masyarakat...sehingga...
Banyak orang memandang Thoriqoh seperti memandang buah durian.
Mereka takut akan durinya....
Padahal..
Durian jangan hanya dipandang, apalagi dipikirin ...
Durian dimakan saja... buahnya manis.....
Kamu menyesal kenapa dari dulu tidak memakan buahnya.
Dari dulu tau durian, hanya dipikirin, hanya dipandang saja....
Orang lain sedang mencicipi nikmat thoriqoh.... Kamu hanya terus nonton... Sambil meraba Raba durinya....
Kamu teruuus saja suudhon mikirin duri...
Kapan kamu mau mencicipi hidangan dari Alloh ini..... ?
Tujuan dzikir didalam thoriqoh kita adalah semata-mata ingin membersihkan hati dari sesuatu selain Allah disaat dan dalam keadaan apapun dan bagaimanapun...dengan pengharapan Allah berkenan membukakan pintu Rahmat-Nya dan membimbing kita untuk dekat kepada-Nya.
" Ilaahi anta maqsudi wa ridhooka mathlubi, a'tini mahabbataka wa ma'rifataka"
( Ya Allah, Engkau lah yang aku maksud,dan Ridho-Mu lah yang aku tuntut...karuniakan lah kepadaku kecintaan-Mu, dan pengenalan terhadap Engkau).
Adapun sebagian tanda dari seseorang yang Allah berikan Rahmat-Nya adalah, Allah ganti sifat - sifat buruk seorang tersebut kepada sifat yang terpuji secara perlahan dan kadangkala tanpa dia sadari.
"Semua/apa saja yang baik itu dari pada Kami, dan apa - apa yang buruk itu dari pada nafsu-mu.... (Q.S.......)
Seandainya kita termasuk orang yang kurang mengetahui apa itu thareqoh...mari kita mulai untuk mencari tahu...
Adapun sebenarnya manusia itu terbagi atas 2 golongan...(1) Orang yang tahu, (2) Orang yang tidak tahu...
Dan orang yang tidak tahu terbagi lagi pada 2 golongan...
(1) Orang yang tahu (menyadari) kalau dirinya tidak tahu...lalu timbul keinginan baginya untuk tahu/mempelajari...
=> golangan ini adalah calon-calon penerima hidayah <=
(2) Orang yang tidak tahu (tidak menyadari) bahwa sebenarnya dirinya tidak tahu,sehingga dirinya merasa seakan sudah tahu...sebab itu tidak ada baginya keinginan untuk tahu...(hal ini biasanya dipengaruhi oleh penyakit batin seperti sombong, riya', takabur..dsb...
=> dan golongan ini sangat jauh dari hidayah <=
Semoga saja kita semua termasuk orang yang mendapat hidayah...aamiiin.

Awal mula

Aku dan Guru Sejati:
Dalam aspek filosofi atau spiritual kebatinan dikenal adanya istilah Aku dan Guru Sejati.
Aku adalah orang yang bersangkutan yang sedang mempelajari ilmu. 
Guru Sejati adalah pihak yang memberi ajaran.
Istilah Aku dan Guru Sejati ada dalam semua jenis keilmuan, yang tradisional maupun yang modern, tetapi dalam halaman ini pengertiannya dimaksudkan pada aspek filosofi dalam ilmu kebatinan dan spiritual.
Di dalam semua jenis keilmuan, ada semacam penjurusan dalam pelajarannya, termasuk di dalam keilmuan kebatinan dan spiritual. 
Yang pertama adalah aspek pengetahuan yang mengarah kepada aspek filosofi dan spiritual dari sesuatu ilmu (yang menjadi ukuran kedalaman ilmu seseorang). 
Yang kedua adalah ilmu-ilmu atau kekuatan dari keilmuan itu sendiri (yang menjadi ukuran ketinggian ilmu seseorang). 
Pelajaran mengenai aspek filosofi dan spiritual dari sesuatu ilmu seringkali diabaikan oleh orang-orang yang sedang menuntut ilmu. Orang lebih tertarik untuk segera dapat menguasai ilmu-ilmu tertentu yang dipandangnya berguna atau hebat dan lebih nyata hasilnya. 
Sedangkan aspek filosofinya sendiri seringkali diabaikan, karena dianggap hanya formalitas saja dan dianggap hanya pelajaran moral budi pekerti saja yang tidak terkait langsung dengan keilmuannya. Kecenderungannya, orang tersebut akan suka pamer ilmu dan merasa hebat karena merasa berilmu.
Padahal, pelajaran mengenai aspek filosofi atau spiritual dari sesuatu ilmu, selain dimaksudkan sebagai ajaran moral dan budi pekerti, tetapi juga merupakan bahan untuk memperdalam suatu keilmuan. Bila aspek filosofi ini ditekuni dengan sungguh-sungguh akan dapat membawa pencapaian keilmuan seseorang kepada tahapan yang tak terduga. Orang berilmu yang juga menekuni aspek filosofi dari keilmuannya, maka ilmunya bukan hanya tinggi, tetapi juga dalam. Aspek filosofi ini menjadi ukuran kedalaman ilmu seseorang dan keilmuan yang dalam dapat menenggelamkan / menangkal keilmuan yang tinggi. Dan seringkali terjadi bahwa orang yang ilmunya tinggi ternyata kalah / tenggelam oleh orang yang ilmunya dalam. Bahkan ilmu yang tinggi dapat dihapuskan / dipunahkan oleh orang yang ilmunya dalam.
Orang yang menekuni ilmu kebatinan / spiritual melalui suatu keguruan biasanya akan diajarkan ilmu-ilmu yang sudah menjadi bagian dari program keilmuannya, ada paket kurikulumnya. Biasanya pada tahapan terakhir seseorang belajar ilmu, dia akan diajarkan ilmu-ilmu tertinggi dan ilmu-ilmu pamungkas perguruan itu. Tetapi biasanya masih ada ilmu lain yang tidak diajarkan kepadanya, yaitu ilmu kesepuhan, yaitu ilmu yang hanya akan diturunkan kepada seseorang yang watak dan kepribadiannya dinilai sudah cukup sepuh. 
Semua ilmu yang diterima oleh seorang murid biasanya hanya terbatas pada materi keilmuan saja. Ilmu kesepuhan yang diterima seseorang biasanya selain berisi materi ilmu-ilmu tertentu, juga berisi ajaran filosofi tentang materi ilmunya, cara-cara meningkatkan kualitas ilmu, rahasia-rahasia ilmu dan rahasia-rahasia menangkal suatu ilmu, sampai cara-cara menyatukan ilmu seseorang dengan dirinya (sehingga seseorang bukan hanya memiliki banyak koleksi ilmu, tetapi ilmu itu juga menyatu dengan dirinya), dan cara-cara memaksimalkan pengembangan penguasaan keilmuan ke tingkatan yang lebih tinggi dan sekaligus dalam, dan memaksimalkan kekuatan diri sendiri sampai membangun kekuatan yang tinggi dengan penyatuan diri dengan alam semesta (pengertian alam semesta disini bukan hanya alam lingkungan manusia tinggal, atau bulan, bintang, matahari, dsb, tetapi juga kekuatan dari roh-roh lain dan kekuatan dari roh ke-Tuhan-an).
Biasanya ilmu kesepuhan yang diajarkan seorang guru kepada muridnya adalah hasil pencapaian pribadi sang guru. Berbagai ilmu kesepuhan yang ada akan semakin berkurang pada generasi berikutnya, karena selain sedikitnya pribadi yang dianggap pantas menerima ilmu tersebut sehingga ada ilmu yang tidak diturunkan, biasanya orang (murid) juga sudah puas dengan apa yang sudah dimilikinya, sehingga tidak ada dorongan dari dirinya sendiri untuk memperdalam ilmu. Begitu juga dengan aspek filosofi dari keilmuan seseorang, hanya sedikit sekali yang mendalaminya.
Pengertian Aku dan Guru Sejati dalam tulisan ini hanya dimaksudkan dalam bidang keilmuan kebatinan dan spiritual saja. Sebenarnya pengertian Aku dan Guru Sejati hadir dalam banyak bidang kehidupan, bukan hanya dalam bidang keilmuan gaib, kebatinan atau spiritual saja, tetapi banyak orang yang hanya menekankan pada dogma keilmuan saja, sehingga kemudian memunculkan banyak pengkultusan. 
Dan sama dengan kebanyakan orang jaman sekarang yang hanya bisa membuat dogma dan pengkultusan saja, terutama tentang sesuatu yang sifatnya gaib, juga tentang ilmu kebatinan dan elemen-elemen di dalamnya, tetapi tidak mampu menelisik benar-tidaknya, apalagi kesejatiannya. Aspek Guru Sejati ini juga lebih banyak yang hanya berupa pengkultusan saja. 
Tentang sejatinya Guru Sejati, gambaran sosok guru sejati dalam pandangan orang-orang keilmuan kebanyakan adalah suatu sosok dalam diri kita yang sepuh, yang sosok sepuh itu mengajarkan segala sesuatunya kepada kita. Itu adalah “pencitraan” kita sendiri tentang sosok Guru Sejati. 
Misalnya saja ada yang orang mempersepsikan Guru Sejati sebagai suatu pribadi yang sepuh di dalam diri setiap orang, sehingga ada orang-orang yang sok tahu yang memunculkan dogma supaya kita menemui Aku dan Guru Sejati di dalam diri kita sendiri. Di kalangan ilmu gaib persepsi dan pencitraan ini sudah mendorong orang untuk menciptakan banyak ajaran tatalaku dan amalan / mantra untuk bisa bertemu dengan sosok Guru Sejati, untuk dengan sengaja memunculkan suatu figur tertentu yang sebenarnya tidak ada. Yang ada hanya ilusi saja. 
Ada juga orang yang mempersepsikan Guru Sejati adalah Sedulur Papat kita, sehingga ada orang-orang yang memunculkan dogma supaya kita menemui Sedulur Papat kita itu. Di kalangan ilmu gaib persepsi dan pencitraan ini sudah mendorong orang untuk menciptakan banyak ajaran tatalaku dan amalan / mantra untuk bisa bertemu dengan Sedulur Papat dan untuk mengaktifkan fungsi sedulur papat. Padahal sedulur papatnya itu masih pasif, belum bisa menjadi gurunya. Yang banyak berperan adalah khodam mereka.
Ada juga orang yang mempersepsikan Guru Sejati adalah Semar, yang sumber sugestinya berasal dari cerita pewayangan, padahal orangnya sama sekali tidak pernah berhubungan langsung dengan Semar, apalagi Semar menjadi gurunya. Persepsi Guru Sejati ini lebih banyak sifatnya hanya pencitraan dan pengkultusan saja.
Ada juga yang berpandangan bahwa guru sejati kita adalah suatu pribadi yang illahi, yang diberikan Gusti Allah kepada masing-masing manusia dalam dirinya, sehingga sosok itu dicitrakan sebagai sosok yang suci dan mulia, berpakaian putih dan bersinar bercahaya seperti roh-roh illahi.
Ada juga yang mempersepsikan Guru Sejati adalah Tuhan, padahal pengertiannya tentang Tuhan saja masih sebagai “Sesuatu” yang mengawang-awang, bukan sebagai suatu Pribadi yang nyata ada SosokNya dan bisa mengajar menjadi Guru Sejatinya. 
Ada juga yang orang berpandangan bahwa guru sejati kita adalah Gusti Allah sendiri, sehingga orang-orang di kalangan ini akan memuliakan sekali bisikan-bisikan gaib, wisik / wangsit, guru-guru dan ajaran-ajaran yang diterimanya, karena semuanya dianggap berasal langsung dari guru sejatinya yang adalah Gusti Allah sendiri. Biasanya kalangan ini adalah kalangan agamis.
Pandangan-pandangan tentang guru sejati di atas berbeda dengan pandangan dari orang-orang yang sudah menjalani kebatinan / spiritual tingkat tinggi. Di kalangan ini yang dimaksudkan sebagai sosok guru sejati adalah sosok-sosok yang nyata, benar-benar ada dan sudah mengajarnya. Sosoknya nyata ada, bukan gambaran gaib, bukan pencitraan dan bukan pengkultusan. Di kalangan ini orang-orang tersebut tahu benar siapa yang menjadi guru sejatinya masing-masing, dan sosok guru sejati itu bisa banyak, bukan hanya satu, dan bisa siapa saja sesuai hubungan masing-masing guru sejati itu dengan orangnya masing-masing.
Di kalangan itu pengertian guru sejati bukanlah harus selalu suatu sosok yang berilmu tinggi. Guru sejati bisa siapa saja, entah ilmunya tinggi ataupun rendah. Mengenai tinggi-rendahnya keilmuan sang guru sejati itu adalah tergantung orangnya sendiri apakah mampu mendapatkan sesosok guru yang berilmu tinggi. Dan yang lebih penting lagi adalah apakah sang murid itu sendiri mampu menjadi murid sejati dari sang guru.
Karena tidak memahami filosofi kebatinan dan spiritual kebanyakan orang hanya memunculkan pengkultusan saja, pengkultusan yang tinggi-tinggi, yang itu semakin membuat sulit untuk orang bisa menemukan kesejatian di dalamnya. Padahal dalam dunia kebatinan dan spiritual tidak ada banyak pengkultusan, karena sifatnya adalah menggali dari sesuatu yang walaupun dalam, dan masih tersembunyi, tetapi nyata ada, bisa dibuktikan, bukan pengkultusan, dan bukan malah mengkultuskannya. 
Sebenarnya tentang guru sejati ini sudah juga terkandung dalam filosofi pewayangan jawa.
Contohnya adalah para Pandawa yang mendapatkan didikan kesaktian dan kerohanian dari Resi Dorna dan Bisma, maka di mata para Pandawa, Resi Dorna dan Bisma itu adalah guru sejati mereka. Mereka belajar sungguh-sungguh sampai semua ilmu yang diturunkan kepada mereka sudah berhasil mereka kuasai. Dengan demikian mereka membentuk diri mereka menjadi orang-orang yang layak disebut sebagai murid dari Resi Dorna dan Bisma, bukan sekedar mengaku-aku saja bahwa mereka adalah murid dari Resi Dorna dan Bisma. Begitu juga para Dewa, resi dan pertapa lain yang juga mengajarkan para Pandawa ilmu-ilmu kesaktian dan kerohanian, mereka juga dipandang sebagai guru sejati oleh para Pandawa. 
Dengan demikian para Pandawa itu mempunyai banyak sekali Guru Sejati yang telah menjadikan mereka pribadi seperti yang sekarang ini dan mereka menghormati dan menjaga hubungan yang baik (bakti) kepada guru-guru sejati mereka itu. Begitu juga dengan Arjuna yang sangat menghormati Prabu Kresna yang telah memberinya pencerahan tentang kehidupan.
Dengan demikian yang dimaksudkan sebagai guru sejati secara kebatinan-spiritual adalah sosok-sosok yang nyata-nyata ada dan sudah mengajarnya. Sosoknya nyata, bukan gambaran gaib, dan bukan pengkultusan. Guru sejati itu adalah sesuai hubungan masing-masing guru itu dengan seseorang.
Sejalan dengan pengertian di atas maka kita harus mencari lebih dulu suatu sosok yang bisa memberi kita ajaran, dan kita menjalani ajaran-ajarannya. Sesudahnya sosok itu bisa disebut guru sejati kita sesuai hubungan kita dengannya. Dengan demikian guru sejati itu nyata, ada sosoknya, dan bisa mengajar kita, bukan gambaran gaib yang dicari-cari atau hanya sosok pengkultusan saja yang tidak bisa mengajar kita. Dan yang lebih penting lagi adalah kita sendiri harus benar-benar layak untuk disebut sebagai murid sejati dari sang guru, jangan hanya mengaku-aku saja bahwa kita adalah murid dari sang guru.
Tapi terlepas mana versi pandangan tentang Guru Sejati yang kita prefer, nantinya kita sendiri akan tahu sendiri siapa sesungguhnya sosok guru sejati kita masing-masing dan kita juga akan bisa menilai sendiri apakah kita sudah menjadi murid sejati dari sang guru.
Guru yang baik akan menjadikan orang mau belajar dan bekerja ke arah yang positif, membangun kehidupan dan membangun peradaban, menjadikan manusia hidup dalam kehidupan yang tinggi dan lebih maju, tetapi guru yang tidak baik akan mempengaruhi orang berbuat merusak dan menindas, merusak peradaban, menjadikan manusia hidup dalam kehidupan yang rendah.
Salah satu puncak ilmu kebatinan / spiritual adalah sampainya kita pada pengetahuan tentang sejatinya kita, manusia, yang dalam ilmu kebatinan spiritual sering disebut Aku. 
Aku adalah orang bersangkutan, yaitu sejatinya dirinya yang mengendalikan segala sesuatu yang dilakukannya, yaitu dirinya dan sukmanya, Pancer dan Sedulur Papat. 
Dalam ilmu kebatinan spiritual juga dikenal istilah Guru Sejati.
Pada tingkat keilmuan yang tinggi Guru Sejati ini adalah sukma kita atau roh sedulur papat kita sendiri, ditambah sukma-sukma dan pribadi-pribadi tertentu yang sudah mengayomi kita secara langsung maupun tidak langsung. Guru sejati ini yang akan menuntun kita dalam olah kebatinan dan spiritual, yang dapat menuntun kita mempelajari dan mengetahui hal-hal tertentu yang akan sulit kita ketahui bila pencariannya hanya dilakukan sendiri saja, apalagi mengenai pengetahuan yang sifatnya berdimensi tinggi. Guru sejati ini yang akan mendatangkan / mengajarkan berbagai macam pengetahuan kebatinan spiritual dalam bentuk ajaran langsung ataupun dalam bentuk wangsit / wahyu dan ilham.
Pada tingkat keilmuan yang tinggi sosok guru sejati ini merupakan pengejawantahan kegaiban seseorang yang menuntun seseorang mengerti dan menguasai keilmuannya dengan lebih mendalam dan menyeluruh dan akhirnya memunculkan juga kemampuan weruh sakdurunge winarah (mengetahui sesuatu sebelum itu terjadi), mengetahui masa depan, dan menajamkan indera keenam-nya yang terkait dengan keilmuannya. 
Dalam proses laku menekuni ilmu, Aku berperan mengendalikan segala sesuatu yang dilakukan.
Dalam semua laku pencarian pengetahuan, dalam mempelajari kebenaran dan aspek pengetahuan di dalamnya, keberadaan sosok guru sejati akan sangat berguna untuk menuntun ke arah pengetahuan yang benar dan dalam tempo yang lebih singkat, dibandingkan bila harus melakukan pencarian sendiri. Sosok guru sejati ini bisa siapa saja, bisa seorang manusia, bisa khodam ilmu / pendamping, bisa roh-roh leluhur, bangsa jin, dewa, dsb. Bila kemudian aspek suatu pengetahuan sudah didapatkan, bila tidak ada lagi guru yang dapat menuntunnya, ia dapat melakukan pencarian sendiri ke dimensi pengetahuan yang lebih tinggi mengandalkan kemampuan batin dan sukmanya (pancer dan sedulur papatnya).
Aspek Aku dan Guru Sejati ini ada pada semua bidang kehidupan kita sehari-hari, bukan hanya dalam bidang keilmuan batin spiritual. Kita sendiri kadangkala bisa merasakan adanya ajaran-ajaran yang berupa ide-ide dan ilham yang mengalir di dalam pikiran kita. Mengalirnya ide dan ilham di dalam pikiran kita bisa menjadi suatu bentuk “ajaran” sebagai sumber inspirasi untuk ditindaklanjuti, bisa juga adalah jawaban dari pencarian kita. Begitu juga manusia yang hidup di negara maju. Mereka yang menjadi penemu, peneliti, atau pengembang suatu teori ilmiah, ilmu pengetahuan, ataupun peralatan modern dan canggih, mereka melakukannya bukan dengan semata-mata mendasarkan diri pada kecerdasan otak mereka, tetapi terutama mendasarkan diri pada kecerdasan mereka untuk mendayagunakan mengalirnya ide dan ilham di dalam pikiran mereka sebagai sumber inspirasi untuk ditindaklanjuti, bisa juga itu adalah solusi dari permasalahan mereka.
Karena itu mereka sangat menghargai ide-ide, pendapat dan pemikiran-pemikiran orang lain walaupun berbeda dengan pemikiran dan pendapat mereka, dan semua perbedaan itu akan menjadi bahan untuk ditindaklanjuti, yang menginspirasi mereka untuk maju membangun. Kontras sekali dengan kehidupan kita disini yang sangat mengagungkan ego dan ke-Aku-an, yang tidak menghargai perbedaan pendapat, malah cenderung mendikte, mengeliminasi / menindas adanya perbedaan pandang, sehingga hidup kita penuh dengan dogma dan doktrin, yang menyebabkan kehidupan kita sulit sekali untuk maju dan peradaban kita sulit sekali untuk menjadi modern. 
Kehidupan peradaban modern tidak semata-mata diisi dengan pembangunan fisik, peralatan modern atau kekayaan materi, tetapi terutama adalah sikap hidup masyarakatnya yang modern, yang selalu berpikir dan bersikap positif dalam segala hal, yang bersifat membangun, bukannya merusak dan menindas.
Contoh Aku dan Guru Sejati yang sederhana dalam kehidupan sehari-hari adalah cerita tentang suatu mahluk hidup yang disebut kuman, yang sering disebut sebagai penyebab suatu sakit / penyakit, yang sedemikian kecilnya ukuran tubuhnya sehingga tidak dapat diinderai dengan mata kita, hanya dapat dilihat melalui mikroskop. Bagi kita yang belum pernah melihatnya secara langsung, kita hanya bisa percaya saja bahwa kuman itu ada.
Walaupun tidak bisa membuktikan sendiri kebenarannya, tetapi kita percaya, karena kita banyak menerima cerita kedokteran, juga karena ada bukti-bukti berupa foto-foto gambarnya. Manusia di bidang kedokteran / kesehatan atau petugas laboratorium biologi / mikrobiologi dapat menuntun dan mengajar kita, menjadi guru sejati kita, bila kita ingin melihatnya sendiri dan membuktikan kebenaran tentang kuman itu berikut aspek pengetahuan lain di dalamnya.
Begitu juga dengan keberadaan mahluk halus di sekitar kita, yang tidak dapat diinderai dengan mata kita. Bila secara rasa batin kita dapat merasakan keberadaannya, kita dapat memperjelas dengan cara penglihatan gaib, atau dengan cara kebatinan / spiritual yang lain. Kemampuan melihat gaib dan berkomunikasi dengan gaib akan sangat berguna untuk melihat sendiri kebenaran keberadaannya. Kemampuan melihat gaib dan berkomunikasi dengan gaib juga akan sangat berguna untuk mendapatkan sosok-sosok gaib yang dapat menuntun kita mengetahui hal-hal gaib yang akan sulit kita ketahui bila hanya melakukan pencarian sendiri, apalagi mengenai pengetahuan gaib yang sifatnya berdimensi tinggi.
Pada tingkatan keilmuan yang tinggi Guru Sejati ini adalah sukma kita atau roh sedulur papat kita sendiri, terutama ketika sudah tidak ada lagi suatu sosok yang dapat mengajar dan membimbing kita. 
Ketika masih dalam kondisi awam, roh para sedulur papat akan bersama-sama dengan kita dalam proses belajar (mereka juga ikut belajar), tetapi perkembangan belajar mereka jauh lebih cepat daripada kita, karena secara roh mereka mengetahui hal-hal yang tidak kita ketahui secara fisik dan dapat kemudian memberitahukan pengetahuan mereka kepada kita berupa ide-ide dan ilham atau penglihatan gaib yang mengalir dalam pikiran kita. Mereka mengerti seluk-beluk kehidupan kita, termasuk pekerjaan kita yang terkait dengan teori dan alat berteknologi tinggi ataupun teori-teori ilmiah tingkat tinggi. Karena itu bila kita aktif memperhatikan interaksi / pemberitahuan dari mereka itu, kita akan lebih mudah dalam mempelajari sesuatu apapun dalam kehidupan kita dan kita tidak akan menemukan jalan buntu di dalam suatu permasalahan. Mereka akan aktif hadir di dalam perenungan-perenungan.
Roh kita sebagai Pancer, sebenarnya juga bersifat roh, sehingga seharusnya juga dapat mengetahui hal-hal yang bersifat roh. Tetapi secara duniawi roh Pancer ini terbelenggu dalam kehidupan biologis manusia, sehingga manusia tidak peka dengan hal-hal yang bersifat roh. Karena itu seringkali orang harus bisa membersihkan hati, pikiran dan batinnya, harus bisa melepaskan belenggu keduniawiannya, untuk bisa mendalami hal-hal yang bersifat roh dan keTuhanan.
Di dalam proses pencarian spiritual, roh sedulur papat dan roh para leluhur akan saling berinteraksi, menjadi Guru Sejati yang akan berperan mendatangkan / mengajarkan ilmu dan pengetahuan kepadanya, walaupun orang yang bersangkutan tidak mengetahui siapa saja para pribadi yang sudah menjadi guru sejatinya. Itulah sebabnya seseorang yang mempunyai garis keturunan orang ilmu akan lebih mudah mempelajari sesuatu ilmu dibanding orang lain yang tidak mempunyai garis keturunan orang ilmu.
Sesuatu objek yang sudah kita ketahui keberadaannya, kemudian kita pelajari sisi pengetahuan spiritualnya, aspek asal-usul keberadaannya, sifat-sifatnya, tujuan keberadaannya, apa saja perbuatannya, dsb. Secara pribadi pengetahuan itu akan menjadi pengetahuan yang bersifat kebatinan / spiritual, termasuk walaupun yang kita pelajari adalah bidang teknis modern. 
Seseorang yang mempelajari dunia spiritual, atau bahkan yang digelari master spiritual sekalipun, tidak berarti ia mengetahui segala-galanya. Tentang aspek pengetahuan apa saja yang diketahuinya dan akan menjadi sejauh mana pengembangan spiritualitasnya akan tergantung pada interest masing-masing. Dan sosok-sosok guru sejati yang bersamanya akan mengajarkan segala sesuatu sesuai bidang pengetahuannya masing-masing.
Seseorang yang sudah mendapatkan ‘pencerahan’ tentang sesuatu, apapun itu, sudah seharusnya ia berusaha mengenali siapa sajakah yang telah menjadikannya kaweruh, kemudian memberikannya penghormatan khusus dan mendekatinya untuk mendapatkan pengajaran yang lebih lanjut dan mendalam. Siapa tahu mereka yang telah berkenan kepadanya itu ada juga para leluhurnya yang telah menerima wahyu kesepuhan, yang kemudian jika mereka berkenan membuka diri lebih lanjut, mungkin segala sesuatu “ilmu” akan diturunkan kepadanya, termasuk walaupun yang sedang dipelajarinya itu adalah pengetahuan teknis modern futuristik masa depan. Mudah-mudahan saja para Dewa juga berkenan menurunkan wahyu keilmuan / spiritual kepadanya, sehingga dirinya menjadi semakin tercerahkan dalam ia melakukan pencarian / penelitian.
Aspek penting Guru Sejati hadir di dalam keilmuan kebatinan dan spiritual dengan penekanan pada usaha untuk mengenali siapa saja yang menjadi guru sejatinya dalam proses keilmuannya, supaya seseorang bertekun kepada gurunya itu untuk mendapatkan bimbingan yang mendalam. 
Ketika sudah tidak ada lagi suatu sosok yang dapat menjadi guru pembimbing, maka roh sedulur papat akan menjadi pembimbingnya yang utama, yang akan aktif memberikan ide dan ilham, penglihatan gaib, dan jawaban dari berbagai pencarian dan pertanyaan, dan menuntun pada pengetahuan yang lebih tinggi untuk ditindaklanjuti.
Inilah aspek penting dalam dunia kebatinan jawa yang menekankan pengenalan pada roh sedulur papat, sehingga muncul konsep Sedulur Papat Kalima Pancer sebagai Guru Sejati bagi seseorang yang penekanannya adalah pada penyatuan interaksi antara seseorang (Pancer) dengan para roh sedulur papatnya. Dan bila saja para dewa berkenan sehingga seseorang menerima suatu wahyu kesepuhan / keilmuan / spiritual dalam dirinya, maka keberadaan wahyu itu akan melipatgandakan kemampuan orang tersebut dalam memahami dan mempelajari pengetahuan yang berdimensi tinggi (termasuk pengetahuan yang bersifat teknologi modern masa depan).
Biasanya sedulur papat akan aktif tersugesti oleh laku pancernya, yaitu akan aktif mengikuti apa saja yang dijalani oleh pancernya (orangnya), baik dalam laku kebatinan dan spiritual maupun dalam aktivitas kehidupan modern, apalagi yang bersifat pengetahuan tingkat tinggi dan berdimensi tinggi. Dalam kondisi itu aktifnya sedulur papatnya adalah karena tersugesti oleh laku pancernya, sedulur papatnya akan aktif mencarikan inspirasi dan pengetahuan berdimensi tinggi dan memberitahukannya kepada pancernya, sehingga pancernya juga menjadi tahu dan mempunyai bahan untuk dipelajari lebih lanjut. Dalam kondisi yang seperti itu pancernya sudah bisa menjadikan sedulur papatnya itu sebagai Guru Sejati-nya yang mengajarkan segala sesuatu pengetahuan kepadanya, yang memberikan banyak pengetahuan dan inspirasi untuk ditindaklanjuti.
Dalam proses belajar, banyak pihak yang bisa menjadi Guru Sejati kita, terutama adalah pihak-pihak yang nyata-nyata sudah mengajar kita, yang sudah menjadikan kita menguasai suatu ilmu atau pengetahuan. Konteks Sedulur Papat sebagai Guru Sejati kita muncul ketika sudah tidak ada lagi pihak yang menuntun dan memberi kita ajaran, sehingga kita harus mempelajarinya sendiri. Dalam kondisi ini kita mempelajari sesuatunya sendiri, mengandalkan kecerdasan pikiran dan kecerdasan batin kita sendiri. Dalam kondisi ini interaksi dengan sedulur papat akan lebih intensif, berupa mengalirnya ide dan ilham sebagai inspirasi untuk ditindaklanjuti, walaupun tidak kita sadari bahwa ide dan ilham itu berasal dari roh sedulur papat.
Keilmuan dan pengetahuan yang didasarkan pada kesadaran akan kesejatian manusia akan dapat dengan lebih cepat berkembang dan meningkat, karena manusia yang menyadari kesejatiannya akan juga mengenal potensinya sebagai mahluk biologis dan juga potensinya sebagai mahluk roh. 
Pengetahuan yang tidak diketahui secara fisik manusia akan dapat diketahui secara roh. 
Dan apa yang sudah dapat diketahui secara roh akan menunjang pengetahuan duniawi manusia. 
Tidak selamanya dalam semua hal yang kita tekuni kita akan menemukan suatu sosok yang dapat mengajar atau membimbing kita. Aspek roh sedulur papat menjadi penting karena mereka selalu ada pada kita, dan apapun kebaikan dan kekuatan yang dimiliki oleh sedulur papat itu, efeknya akan selalu berimbas kepada kita, menjadi kebaikan dan kekuatan kita juga, karena mereka adalah bagian dari diri kita sendiri. Kekuatan mereka dan penghayatan kita pada kebersamaan mereka, akan mewujudkan suatu kekuatan batin dan sukma yang akan berguna dalam melandasi kemantapan perbuatan-perbuatan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Karena itu seringkali dikatakan, dalam hubungannya dengan kebatinan jawa, bahwa ilmu seseorang sudah mencapai puncaknya apabila sudah dapat menemui Guru Sejati, yang tidak lain adalah roh sedulur papatnya, yang wujudnya secara halus benar-benar mirip orang yang bersangkutan. Tetapi sebenarnya itu barulah awal dari suatu tahapan yang penting. Hanya sekedar bisa melihat atau bertemu dengan roh sedulur papat tidak akan berarti apa-apa dan tidak akan memberi manfaat apa-apa. Tetapi kesempurnaan akan didapatkan jika seseorang bisa mendayagunakan kesatuan sedulur papat dengan orang itu sendiri dalam setiap usaha dan perbuatannya.
Pendayagunaan roh sedulur papat sebagai Guru Sejati dapat dilakukan dengan memperhatikan semua pemberitahuan dari mereka yang berupa rasa dan firasat, penglihatan gaib, ide dan ilham, dan jawaban dari berbagai pertanyaan dan permasalahan, atau menjadikannya sebagai satu kekuatan batin dan sukma yang mendasari perbuatan-perbuatan, atau pada tingkatan yang lebih tinggi dapat mendayagunakannya sebagai suatu pribadi yang bisa diajak berpikir dan berkomunikasi seolah-olah mereka adalah sosok-sosok roh lain yang berdiri sendiri-sendiri (baca: Olah Sukma dan Kebatinan).
Dalam pencapaian kebatinan dan spiritual yang tinggi orang akan mencari kekuatan tertinggi dalam kehidupan manusia, sehingga kemudian mereka akan menemukan konsep tentang Tuhan, yang kemudian “Tuhan” itu ditindaklanjuti dalam pencarian kebatinan spiritual mereka dan kekuatan Tuhan itu (Roh Agung Alam Semesta) akan mengisi juga kekuatan mereka. Karena itulah pada tingkat kebatinan spiritual yang tinggi orang akan bertekun dalam kebatinan spiritual ketuhanan dan menyelaraskan sikap batin dan cara hidup mereka dengan sifat-sifat Tuhan yang mereka kenal, bukan menyelaraskan diri dengan kekuatan alam dan duniawi lagi. Pada tingkatan ini diyakini bahwa yang menjadi Guru Sejati mereka adalah Tuhan (Roh Agung Alam Semesta) dan sedulur papat mereka, yang diyakini sudah menginspirasi mereka dan memberikan kekuatan dan perlindungan kepada mereka, sehingga kemudian orang akan sampai pada konsep-konsep hubungan manusia dan Tuhan seperti konsep Manunggaling Kawula Lan Gusti, Sangkan Paraning Dumadi, Sukma Sejati, dsb, bukannya mengkultuskan Tuhan.
Penekanan terhadap Aku, menjadikan orang mudah puas diri dan sombong atas apa yang telah berhasil diraihnya. Semua yang telah dicapainya dan yang dimilikinya dianggapnya sebagai hasil usahanya sendiri, hasil prestasinya sendiri, sering melupakan siapa saja yang telah berjasa atas apa yang telah diraihnya. Semua yang dilakukannya hanyalah untuk mengejar kepuasan diri dan ke-Aku-annya. 
Pengenalan diri terhadap Aku dan Guru Sejati akan menjadikan orang lebih mengenal dirinya, dan mengetahui sejauhmana pengembangan yang akan bisa dilakukannya.
Pengenalan diri terhadap Aku dan Guru Sejati akan menjadikan orang lebih mampu menerima ide-ide / ilham / wangsit untuk pengembangan diri dan kepribadiannya. 
Pengenalan diri terhadap Aku dan Guru Sejati akan menjadikan orang berusaha mengenali siapa sajakah yang telah memberinya ajaran, kemudian memberikannya penghormatan khusus dan mendekatinya untuk mendapatkan pengajaran yang lebih lanjut dan mendalam.
Pengenalan diri terhadap Aku dan Guru Sejati akan menjadikan orang mau belajar dan menerima ajaran dari siapa saja yang berguna untuk pengembangan diri dan kepribadiannya, dan tidak akan merendahkan seseorang ataupun suatu ajaran. 
Pengenalan diri terhadap Aku dan Guru Sejati akan menjadikan orang mau belajar dan bekerja ke arah yang positif, membangun kehidupan dan membangun peradaban, bukannya merusak.
Guru bisa dicari kemana saja, jika diperlukan, dari satu guru ke guru lain yang lebih tinggi.
Hasil pencapaian seseorang tergantung pada usahanya sendiri dan pribadi guru yang menjadi pembimbingnya. 
Pencarian spiritual yang tinggi akan membawa seseorang kepada suatu tahapan yang tak terduga. Masing-masing guru akan memberikan ‘pencerahan’ kepada yang diajarnya.
Ketekunan kepada Guru Sejati akan mengantarkan seseorang kepada tingkat Tercerahkan.

Friday, April 13, 2018

Wednesday, April 11, 2018

Kuota gratis

Kali ini saya akan kasih tau cara mendapatkan kuota gratis all operator dari sebuah aplikasi android yg ukuran nya cuman 5mb saja.
Jadi simak caranya baik baik ya..kapan lagi dapat kuota gratisan hehe.
  1. Harus pake Androd.
  2. Hp belum di root atau modifikasi.
  3. Harus android jellybean versi 4.2 ke atas.
Okeh langsung saja tanpa basa basi download dulu aplikasinya disini >DOWNLOAD< klik tulisan google play maka akan di bawa langsung ke playstore.

Setelah selesai download lalu buka dan klik gambar kantong disebelah kanan bawah, terus masukan no hp buat kirim kode verifikasi pendaftaran sampai selesai, lihat caranya gambar di atas 👆
Setelah berhasil kamu tinggal klik ke menu RP dan tukarkan kuota kamu sesuai dengan simcard yg kamu pake.
Lalu tunggu beberapa menit dan kuota bakal masuk ke nomor kamu yg di daftarkan.
Untuk pertama kali cuman dapat 2GB tapi lumayan kan 😁
Jika ingin lebih banyak, buka aplikasinya setiap hari.
Ikuti carnya di atas jgn sampai ada yg terlewat biar berhasil dapat kuota nya..
Selamat mencoba semoga berhasil😊

Tuesday, April 10, 2018

Sifat-sifat

Gusti Kang Murbeng Dumadi Masyarkat Jawa sudah mengenal suatu kekuatan yang maha dengan Nama Gusti Kang Murbeng Dumadi jauh sebelum agama masuk ke tanah Jawa dan sampai ke tradisi saat ini yang dikenal dengan Kejawen yang merupakan “Tatanan Paugeraning Urip” atauTatanan berdasarkan dengan Budi Perkerti Luhur. Keyakinan dalam masyarakat mengenai konsep Ketuhanan adalah berdasarkan sesuatuyang Riil atau “Kesunyatan” yang kemudian di realisasikan dalam peri kehidupan sehari-hari dan aturan positip agar masyarakat Jawa dapat hidup dengan baik dan bertanggung jawab. Tiga hal yang mendasari Masyarakat Jawa mengenai Konsep Ketuhanan yaitu :
1. Kita Bisa Hidup karena ada yang meghidupkan, yang memberi hidup dan menghidupkan kita adalah Gusti Kang Murbeng Dumadi atau Tuhan Yang Maha Esa.
2. Hendaknya dalam hidup ini kita berpegang pada “Rasa” yaitu dikenal dengan “Teposeliro” artinya bila kita merasa sakit di cubit maka hendaklah jangan mencubit orang lain.
3. Dalam kehidupan ini jangan suka memaksakan kehendak kepada orang lain “Ojo Seneng Mekso” seperti apa bila kita memiliki suatu pakaian yang sangat cocok dengan kita, belum tentu baju itu akan sangat cocok dengan orang lain. Mengenai Sang Murbeng Dumadi, Kaki Semar mengatakan “Gusti Kang Murbeng Dumadi ing ngendi papan tetep siji, amergane thukule kepercayaan lan agomo soko kahanan, jaman,bongso lan budoyo kang bedo-bedo. Kang Murbeng Dumadi iso maujud opo wae ananging mewujudan iku dede Gusti Kang Murbeng Dumadi” atau dengan katalain “ Tuhan Yang Maha Esa itu di sembah di junjung oleh semua manusia tanpa kecuali. oelh semua agama dan kepercayaan. Sejatinya Tuhan Yang Maha Esa itu Satu dan tak ada yang Lain. 
Yang membedakanya hanya cara menyembaah dan memujanya dimana hal tersebut terjadi karena munculnya agama dan kebudayaan dari jaman Kaki Semar memberikan piwulangnya mengenai konsep dasar penghayatan Mahluk Kepada Khaliknya yaitu Manusia harus mengehathui Tujuh Sifat Kang Murbeng Dumadi.
Tujuh Sifat Kang Murbeng Dumadi;
1. Tuhan Itu Satu , Esa dan tak ada yang lain, dalam bahasa jawa di sebut “ Gusti Kang Murbeng Dumadi”
2. Tuhan itu bisa mewujud apa saja , tetapi pewujudan itu bukanlah Tuhan.”Ananging wewujudan iku dede Gusti “ yang artinya “ yang berwujud itu adalah Karya Allah.
3. Tuhan Itu ada dimana-mana.”Dadi Ojo Salah Panopo, Mulo nang ngendi papan ugaono Gusti “ maksudnya walau Tuhan ada dimana mana, Tuhan satu juga “Nang awakmugo ono Gusti” maksudnya manusia itu dalam lingkupan Tuhan secara jiwa danraga. Tuhan ada dalam dirinya tetapi manusia tak merasakanya dengan panca indra, hanya dapat di rasakan dengan “Roso” bahwa dia ada.”Ananging ojo sepisan pisan awakmu ngaku-aku Gusti”maksudnya manusia harus sadar jiwa dan raga ini hanyalah Karya Allah, walaupun DIA ada dalam Manusia tetapi jangan sekali kali manusia mengaku DIA.
4. Tuhan Itu Langgeng, Tuhan Itu Abadi.darimasal dahulu, sekarang, esok dan sampaiseterusnya Tuhan, Gusti Kang Murbeng Dumadi tetaplah Tuhan dan tak akan berubah.
5. Tuhan Itu tidak Tidur “ Gusti Kang Murbeng Dumadi ora nyare” maksudnya Tuhanitu mengetahui segalanya dan semuanya, tak ada satupun kata hilaf dan lalai.
6. Tuhan itu Maha Pengasih, Tuhan Itu Maha Penyayang. maksudnya Tuhan itu mahaadil tak membeda bedakan kepada mahluknya, siapa yang berusaha dia yang akan mendapatkan.
7. Tuhan Itu Esa dan Maha Kuasa, apa yang di putuskannya tak ada yang dapat menolaknya, Dengan menyadari hal tersebut manusia di harapkan :
Empat Piwulang dasar penghayatan orang jawa Kepada Khaliknya;
1. “Manungso urip ngunduh wohe pakertine dhewe dhewe” maksudnya manusia akan menerima apa yang dia tanam, bila baik yang di tanam, maka yang baiklah akan diaterima.
2. Manusia hidup pada saat ini adalah hasil / proses dari hidup sebelumnya.atau”manungsourip tumimbal soko biyen,nek percoyo marang tumimbal”ada petuah yang mengatakan “ Apabila kamu hendak melihat hidupmu kelak, maka lihatlah hidupmu sekarang, bila hendak melihat hidupmu yang lalu, maka lihatlah hidupmu sekarang”
3. “Manungso urip nggowo apese dhewe dhewe” maksudnya agar kita menghilangkan sifat iri,dengki,tamak, sombong sebab saat mati tak ada sifat duniawi tersebut dibawa dan mengntungkan kita.
4. Manusia tak akan mengerti Rahasia Tuhan, “Ati lan pikiran manungso ora bakal iso mangerteni kabeh rencananing Gusti Kang Murbeng Dumadi:” maka Manusia hiduplah“sak madyo” dan tak perlu “nggege mongso”.ada petuha mengatakan “ Hiduplah dengan usaha, tapi janganlah dengan harapan, karena bila gagal maka yang merasakan diri kita juga”Maka dalam hal ini Kaki semar menganjurkan Manusia memohon dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Esa dengan”Eling lan Percoyo,Sumarah lan seumeleh lan mituhu”kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Lima Piwulang inti penghayatan orang jawa Kepada Khaliknya;
1. Sumarah : Berserah, Pasrah, Percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan sumarah,manusia di harapkan percaya dan yakin akan kasih saying dan kekuasaan Gusti Kang Murbeng Dumadi, Bhawa DIA lah yang mengatur dan aka memebrikan kebaikan dalam kehidupan kita. Keyakinan bahwa apabila kita menghadapai gelombang kehidupan makaAllah akan memebrikan jalan keluar yang terbaik bagi kita.
2. Sumeleh : artinya Patuh dan Bersandar kepada Allah Yang Maha Esa . Manusia sebagai hamba hanya lah berusaha dan keberhasilannya tergantung Kuasa Tuhan yang maha Esa, maka dengan sumeleh ni manusia di harapkan tak mudah putus asa dan teguh dalam usahanya .
3. Mituhu : artinya patuh taat dan disiplin.I. Tatanan Paugeraning Urip.Petuah Kaki semar menenai Tatanan Paugeraning Urip bagi manusia dalam mengisi Kehidupanya di alam fana ini :
4. Eling Lan Bekti marang Gusti Kang Murbeng Dumadi : maksudnya Manusia yangsadar akan dirinya akan selalu mengingat dan memuja Tuhan Yang Maha Esa.dimanaAllah yang Esa telah membrikan kesepantan bagi manusia untuk hidup dan berkarya dialam yang Indah ini.
5. “Percoyo lan Bekti Marang Utusane Gusti”: maksudnya Manusia sudah seharusnya menghormati dan mengikuti ajaran para Utusan Allah sesuai dengan ajarannya masing-masing, dimana semua konsep para Utusan Allah tersebut adalah menganjurkan kebaikan.

Monday, April 9, 2018

Tahapan

JALAN FANAFILLAH

Pertama : TAUHIDUL AF'AL
Kedua : TAUHIDUL SIFAT
Ketiga : TAUHIDUL ASMA
Keempat : TAUHIDUL ZAT
Dan suatu riwayat mengatakan sebagai berikut :
FANA'IL AF'AL FANA'IL SIFAT dan FANA'IL ZAT. . .

Adapun Tauhidul AF'AL itu seperti engkau kata ;
LAFA'LUN ILLA FI’LULLAH,
Artinya :
"tiada mempunyai perbuatan melainkan semata perbuatan Allah Ta'ala jua didalamnya (Hakikatnya)".

Adapun Tauhidul SIFAT itu yakni seperti engkau kata, dan engkau i'tikatkan didalam hatimu :
IA KUDRAT, IRADAT, ILMU, HAYAT, SAMA, BASHAR, KALAM,
Artinya ;
"Tiada mempunyai Kuasa, Berkehendak, Tahu, Hidup, Mendengar, Melihat dan Berkata-Kata.
Melainkan kesemuanya itu daripada Allah Ta'ala jua pada hakikatnya".

Adapun Tauhidul DZAT itu seperti engkau kata engkau I'tikatkan didalam hatimu ;
LA MAUJUDA ILLALLAH,
Artinya :
"Tiada yang Ujud didalam Alam ini melainkan Allah Ta'ala semata-mata pada Hakikatnya",
kerana sekalian Alam (Ujud alam) ini tiada Maujud sendirinya, tetapi berdiri Ujud kepada Ujud Allah aza wazalla.

Keempat dalil Shuhudul Kasyrah, seperti telah diuraikan terdahulu, iaitu Pandang Yang Banyak Didalam Satu dan Pandang Yang Satu Didalam Yang Banyak.
Maka pandang itu olehmu dengan bahwasannya Ujud sekalian Alam ini berdiri kepada Ujud Allah Ta'ala, Tiada Maujud sendirinya dan Pandang olehmu bahwasannya Allah Ta'ala itu Maujud didalam sesuatu yang Maujud maka disertakan Pandangmu itu dengan Pandang.
"Pandang Rahsia Didalam Hati"
Bukan pandang yang dibangsakan dengan perkataan dan lafad itu tiada memberi faedah.
Artinya pandang olehmu bahwasannya Allah Ta'ala itu Maujud ia didalam tiap-tiap sesuatu Ujud, Yaitu pandang HAWIYAHNYA QIYAUMAHNYA dan KUDRATNYA serta kebesarannya dan tiada diambil tempat dan Allah Ta'ala itu tiada menjadi rupa sesuatu,
Kerana Allah Ta'ala
LAISAKAMISLIHI SYAI’UN WAHUWASSAMI’UL BASHIR
Artinya ; "Tiada menyamai Allah Ta'ala itu sesuatu juapun dan ia amat mendengar lagi amat melihat akan segala pekerjaan baik yang zahir mahupun yang bathin".
Dan lagi ketahui olehmu bahwasanya sesungguhnya keadaan kita itu tetap selama-lamanya didalam ILMU ALLAH TA'ALA jua, demikianlah sebenar-benarnya I'tikad kita, maka itulah I'tikad sekalian para Nabi-Nabi Allah, sekalian wali Allah dan I'tikad sekalian yang Sholih-Sholih maka janganlah kita ubah daripadaI'tikad ini, supaya sampai kepada jalan
FANAFILLAH dan BAQABILLAH,
Artinya ; GHAIP KITA DIDALAM ALLAH TA'ALA dan KEKAL ADANYA DENGAN ALLAH TA'ALA.
- - - - - - -
Adapun Artinya GHAIP itu ialah HAPUS, hapus itu tiada lagi kelihatan ZAT kita, kecuali ZAT Allah Ta'ala semata.
Begitulah hendaknya I'tikad dan pandang kita, umpamanya seperti ombak ia bernama ombak atau laut sebab ia bernama laut, tetapi pada hakikatnya adalah daripada AIR jua. Maka itu namanya tiga hakikat tetapi berasal daripada satu jua. Umpamanya seperti besi didalam Api, maka hilanglah besi itu oleh api, tiada kelihatan lagi ujud besinya, hanya keadaan api itulah yang kelihatan semata, zatnya, sifatnya dan Af'alnya. Maka apabila ditetapkan keadaan itu dan dikeraskan didalam keadaan kita, nescaya hilanglah keadaan kita itu, maka tiada lagi dan sampailah kita kepada jalan fanafillah dan baqabillah, maka apabila kita tidur terlihatlah oleh kita dialahnya pada bertemu.

TUDIBBUL BADANI HAJJA ALA QALBI,
"hancurlah badan jadilah hati".
TUDIBUL QALBI SHARARROHI,
"hancurkan hati jadikan roh".
TUDIBURROHI SHARANNURU,
"hancurkan roh jadikan Cahaya",
Ialah AKU ALLAH (dalam Diam). Aku yang sebenarnya Rahsia MARKUM MANUSIA didalam hatimu itu.
Adapun hati manusia itu umpama cermin, maka apabila ditilik didalamnya, maka kelihatanlah itu Tuhan-nya, daripada Rahsia-nya, kerana rupa kita yang bathin itulah yang diakui Allah Rupa Daripada Rahsia-nya,
kerana dalil menyatakan yang Artinya ;
"Insan itu Rahsiaku, Rahsiaku itu Sifatnya, sifatnya itu Tiada lain daripada Ujud AKU Yang wajib Ujud Adanya".
ALQALBUHAYATI SYIRRI ANA ILLA ANA,
Artinya ; "Didalam Akal itu Hati, didalam Hati itu Roh, didalam Roh itu Sirr, didalam Sirr itu AKU".
AKU RAHSIA SEGALA MANUSIA AKU RAHSIA SEGALA MANUSIA DIDALAM HATI.
Ketahui olehmu hai Shaleh. Inilah orang yang sebenar-benarnya mengenal Allah Ta'ala seperti ;
MAN ARAFALLAHU FAHUWA ALLAH,
Yakni barang siapa mengenal Allah iaitu bernama Allah  Muhammad.
Muhammad Allah Hakikatnya (Tunggal)

Sunday, April 8, 2018

Hati selalu bahagia

HATI BERBAHAGIA ITU SEGALANYA.
===========================
Alif, Lam, Lam, Ha ● ☆☆☆ ~~~

Sebelum saya uraikan tulisan ini, saya garisbawahi dulu bahwa tulisan ini hanyalah realita alam semesta yang saya pahami. Namun untuk kualitas mengamalkan tentu saya pribadi masih jauh dari level tersebut. Hanya saja, saya pribadi sedang belajar bertumbuh, dari itu tetap saya tuliskan sebagai pengingat, khususnya untuk diri saya pribadi.

Kebun di samping rumah saya yang dulu pernah dinetralisir energi astralnya oleh Sesepuh paranormal kondang ditempat saya. sekarang sudah sedang dibangun TPQ. Kemarin, jelang pembangunan, kebun kosong tersebut dicek kembali aura astralnya. Terjadi perkelahian kecil antara si penetralisir dengan si makhluk astral, namun pada akhirnya makhluk astralnya yang rela mengungsi.

Seganas apapun, makhluk astral dapat Anda tundukkan, karena memang fitrah Anda tercipta sebagai makhluk unggulan.

Ruang angkasa, isi bumi, penyakit, hewan buas, makhluk astral, apapun isi alam semesta bisa Anda tundukkan. Fitrah Anda adalah makhluk al-a'laun; terunggul.

وَلَا تَهِنُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَنتُمُ ٱلْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman." (Q.S. Ali 'Imrân : 139)

Waktu Muhammad S.A.W. bersama Abu Bakr Ash-Shiddiq dikejar-kejar musuh politiknya, kaum konservatif adat Quraisy Mekah, keduanya bersembunyi di gua Tsur.

Abu Bakr menggigil ketakutan di dalam gua, karena nyawa terancam, tetapi tidak dengan Muhammad S.A.W., beliau tetap berbahagia.

Muhammad S.A.W. sadar sebagai makhluk penciptaan terunggul yang tidak lagi layak merasa sedih dan takut pada intimidasi kaum konservatif adat Quraisy. Beliau berkata pada Abu Bakr;

 لا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

“Jangan kamu bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” (Q.S. At-Taubah: 40)

Hasilnya, mulut gua Tsur sudah ada di hidung kaum konservatif adat, tetapi satu pun di antara mereka tidak ada yang punya feel kalau Muhammad S.A.W. dan Abu Bakr ada di dalam gua.

Level penciptaan Anda sebenarnya makhluk terunggul, maka ini intimidasi tidak layak lagi melukai Anda. Sudah seharusnya intimidasi sujud tersungkur kepada Anda. Syaratnya cuma satu, jika Anda merasa makhluk terunggul, tentu bukan level Anda lagi untuk merasa sedih dan menderita atas intimidasi, sebab level penciptaan intimidasi jauh di bawah level Anda.

Mengapa Anda mempan diintimidasi oleh para pemakar Anda? Karena Anda menyedihkan terlalu mendalam dengan intimidasi tersebut. Sebenarnya, andai Anda berkesadaran bahagia seperti kesadaran Muhammad S.A.W. seperti peristiwa gua Tsur, maka intimidasi juga tidak mempan menembus diri Anda.

Fitnah, kebencian, penyakit, kemiskinan, peluru, senjata nuklir, santet, pelet, gangguan makhluk astral, dengki, duit, dan seabrek bahaya di alam semesta sebenarnya hanya fitur ilusi untuk testing karakter Anda, apakah Anda sadar sebagai makhluk terunggul, atau Anda akan merasa ngenes dengan keadaan-keadaan itu?

Jika Anda meng-update rasa sedih, rasa menderita, rasa khawatir, atau rasa takut atas sajian fitur-fitur ilusi tersebut, maka fitur-fitur tersebut akan mendamprat Anda ke posisi rendah, bahkan bisa jadi posisi terendah (asfala sâfiliin), sebab Anda kalah bertarung yang akhirnya dikuasai mereka.

Maka ini tetaplah jaga rasa bahagia ketika menghadapi fitur-fitur ilusi hidup. Unggulnya penciptaan Anda itu merupakan sistem tercanggih di alam semesta, masa iya mobil Ferary kalah sama Ayla? Secara kodrati, canggih mana penciptaan Anda dengan kemelaratan, dengan fitnah, dengan santet, dengan nuklir, dengan makhluk astral, dengan penyakit, dengan kegagalan, dengan iblis, dengan malaikat, dan lain sebagainya?

Secara kodrati mereka tidak mampu mengalahkan Anda, hanya saja Anda yang menggoblokkan diri dikalahkan oleh mereka. Tanda Anda kalah adalah  fitur-fitur ilusi tersebut mulai mengusik rasa bahagia Anda, lalu Anda bersedih mendalam, dan akhirnya mengeluh, merana, merasa menderita, bahkan sampai stres, depresi, dan ada yang putus asa.

Melarat mengalahkan Anda karena Anda sering bersedih dengan duit. Penyakit mengalahkan Anda karena Anda sering bersedih dengan penyakit. Makhluk astral sering mengganggu Anda karena Anda sering takut pada mereka. Santet dan energi mistik mengganggu Anda juga karena Anda menakutinya. Fitnah, caci-maki, kebencian, dengki, sering merusak karir dan kehidupan Anda, itu karena Anda bersedih mendalam dengan fitnah dan kawan-kawannya.

Bertahanlah dalam rasa bahagia apapun keadaan Anda karena itu level fitrah keterunggulan Anda.

Ayyub A.S. tidak merasa sedih dengan penyakit kusta dan kebangkrutannya, dia tetap stabil dalam  rasa bahagia, hingga dia berprinsip, "Mau semua yang ada dalam tubuh saya digerogoti penyakit semua, terserah, yang penting hati saya tetap berzikir." Artinya Ayyub tetap menyadari bahwa fitrah penciptaan dirinya adalah zikir, maka ini penyakit dan bangkrut tidak diperkenankan mengganggu hatinya yang zikir. Waktu dia kaya raya dan masih sehat sudah zikir, dalam keadaan bangkrut dan berpenyakit pun dia tetap zikir. Melarat dan penyakit tidak dapat mempengarhi rasa bahagianya sebagai makhluk penzikir.

Hasilnya, hanya dengan Ayyub menjejakkan keras-keras kakinya ke tanah sebanyak tiga kali, semua penyakit kulit Ayyub luruh, sembuh seketika, dan semua aset kekayaannya kembali lagi.

Itu esensi penciptaan Anda. Sebenarnya Anda tidak kalah oleh penyakit dan oleh bangkrut, asal jangan bersedih.

Sulaiman A.S. sejak lahir telah menjadi anak pingit istana. Fasilitas mewah dengan kehidupan istana akrab dengannya. Tetapi ketika Sulaiman oleh Allah ditugasi memilih antara tahta, harta dan ilmu, Sulaiman memilih ilmu. Artinya lingkungan mewah istana memengaruhi hatinya untuk berbahagia tanpa syarat. Sulaiman sadar kalau kemewahan tidak berpengaruh apa-apa untuk harkat dirinya karena level penciptaannya telah lebih canggih fiturnya ketimbang fitur kemewahan harta.

Setelah Sulaiman memilih ilmu, maka harta, tahta, dan wanita, berkhidmad sujud padanya. Dia dikejar-kejar kemewahan tanpa dia mengejarnya.

Kekayaan pun tidak seharusnya menguasai Anda, kekayaan layak menjadi budak Anda. Asal jaga kesadaran Anda, bahwa kemewahan jauh terpaut level ketercanggihan penciptaannga dengan level Anda.

Isa ibn Maryam A.S. menjadi terapis handal. Semua penyakit sujud padanya. Penyakit buta dan buntung tangan sembuh hanya oleh usapan tangannya. Bahkan penyakit kematian bisa dia observasi energinya, sehingga yang mati bisa dia hidupkan.

Isa disujudi penyakit, karena Isa sangat militan bertahan pada kemiskinan, sampai dia populer sebagai nabi termiskin. Kemiskinan tidak membuatnya sedih, dia tetap bisa berbahagia  tanpa syarat.

Muhammad S.A.W. ditawari oleh gunung Uhud yang ingin menjadi emas untuk aset kekayaan beliau, tetapi beliau memilih hidup sederhana. Beliau bahagia dengan kesederhanaan tersebut, beliau tidak merasa bersedih atas kekurangan materi.

Hasilnya, bulan bisa beliau belah, jari beliau bisa menjadi mata air, awan teduh selalu melindungi beliau dari panas matahari, intimidasi kaum konservatif adat Quraisy terpatahkan oleh beliau. Dan lain sebagainya.

Merekalah yang menemukan kesejatian diri mereka. Sadar kalau diri mereka adalah penciptaan tertinggi, tercanggih, tersempurna, bukan levelnya lagi bersedih dan berduka atas kesulitan, bukan levelnya lagi bergembira riang atas kegemerlapan fitur dunia. Level mereka telah sadar "bahagia" tanpa syarat, bahagia telah di dalam diri mereka.

Bersedih dengan duit. Bersedih dengan kemelut hidup. Bersedih dengan kebencian. Bersedih dengan fitnah. Bersedih dengan fitur-fitur penderitaan, itulah yang jadikan Anda mempan oleh berbagai masalah hidup.

Saya sering menerapi diri saya sendiri saat dicaci atau dibenci orang dengan self talk, "Lah, saya makhluk terkeren, ngapain sedih." Atau mungkin merasa boros duit, saya melakukan self talk, "Ngapain ngerasa susah dengan duit. Gengsi kalau saya sedih. Saya lebih keren dari duit." Dan terus seperti itu. Apapun yang terasa mengusik ketenangan batin saya, selalu saya katakan, "Ngapain."

Dan di level rasa sedih tersebut, pada kondisi beruntung akan merasakan eforia. Jadi ciri orang bersedih itu gaya hidup glamor, hedon, perencana matang, hura-hura, dan lain sebagainya.

Alhasil, cukuplah dengan rasa bahagia. Cukup itu saja, rasa bahagia. Level Anda memang hanya untuk bahagia, karena Anda level penciptaan tersempurna, tidak layak ada sesuatu yang menyedihkan hati Anda. Syukur dan sabar, itu ujung simpulnya.

Sekarang, kenapa masih berat hati untuk bahagia? Mengapa masih memilih berduka, memilih bersedih, memilih menderita? Jika bahagia itu adalah level untuk Anda.

Hidup sekali, mau-maunya memilih menderita karena target, kompetisi, kedengkian, kemiskinan, obsesi, dan lain sebagainya.

Dan saya sendiri masih bertumbuh untuk belajar, menulis ini bukan untuk mengajari Anda tetapi sebatas pengingat diri.

AUSSIE DIGITAL AIRDROP