teknologi

Sunday, April 8, 2018

Hati selalu bahagia

HATI BERBAHAGIA ITU SEGALANYA.
===========================
Alif, Lam, Lam, Ha ● ☆☆☆ ~~~

Sebelum saya uraikan tulisan ini, saya garisbawahi dulu bahwa tulisan ini hanyalah realita alam semesta yang saya pahami. Namun untuk kualitas mengamalkan tentu saya pribadi masih jauh dari level tersebut. Hanya saja, saya pribadi sedang belajar bertumbuh, dari itu tetap saya tuliskan sebagai pengingat, khususnya untuk diri saya pribadi.

Kebun di samping rumah saya yang dulu pernah dinetralisir energi astralnya oleh Sesepuh paranormal kondang ditempat saya. sekarang sudah sedang dibangun TPQ. Kemarin, jelang pembangunan, kebun kosong tersebut dicek kembali aura astralnya. Terjadi perkelahian kecil antara si penetralisir dengan si makhluk astral, namun pada akhirnya makhluk astralnya yang rela mengungsi.

Seganas apapun, makhluk astral dapat Anda tundukkan, karena memang fitrah Anda tercipta sebagai makhluk unggulan.

Ruang angkasa, isi bumi, penyakit, hewan buas, makhluk astral, apapun isi alam semesta bisa Anda tundukkan. Fitrah Anda adalah makhluk al-a'laun; terunggul.

وَلَا تَهِنُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَنتُمُ ٱلْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman." (Q.S. Ali 'Imrân : 139)

Waktu Muhammad S.A.W. bersama Abu Bakr Ash-Shiddiq dikejar-kejar musuh politiknya, kaum konservatif adat Quraisy Mekah, keduanya bersembunyi di gua Tsur.

Abu Bakr menggigil ketakutan di dalam gua, karena nyawa terancam, tetapi tidak dengan Muhammad S.A.W., beliau tetap berbahagia.

Muhammad S.A.W. sadar sebagai makhluk penciptaan terunggul yang tidak lagi layak merasa sedih dan takut pada intimidasi kaum konservatif adat Quraisy. Beliau berkata pada Abu Bakr;

 لا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

“Jangan kamu bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” (Q.S. At-Taubah: 40)

Hasilnya, mulut gua Tsur sudah ada di hidung kaum konservatif adat, tetapi satu pun di antara mereka tidak ada yang punya feel kalau Muhammad S.A.W. dan Abu Bakr ada di dalam gua.

Level penciptaan Anda sebenarnya makhluk terunggul, maka ini intimidasi tidak layak lagi melukai Anda. Sudah seharusnya intimidasi sujud tersungkur kepada Anda. Syaratnya cuma satu, jika Anda merasa makhluk terunggul, tentu bukan level Anda lagi untuk merasa sedih dan menderita atas intimidasi, sebab level penciptaan intimidasi jauh di bawah level Anda.

Mengapa Anda mempan diintimidasi oleh para pemakar Anda? Karena Anda menyedihkan terlalu mendalam dengan intimidasi tersebut. Sebenarnya, andai Anda berkesadaran bahagia seperti kesadaran Muhammad S.A.W. seperti peristiwa gua Tsur, maka intimidasi juga tidak mempan menembus diri Anda.

Fitnah, kebencian, penyakit, kemiskinan, peluru, senjata nuklir, santet, pelet, gangguan makhluk astral, dengki, duit, dan seabrek bahaya di alam semesta sebenarnya hanya fitur ilusi untuk testing karakter Anda, apakah Anda sadar sebagai makhluk terunggul, atau Anda akan merasa ngenes dengan keadaan-keadaan itu?

Jika Anda meng-update rasa sedih, rasa menderita, rasa khawatir, atau rasa takut atas sajian fitur-fitur ilusi tersebut, maka fitur-fitur tersebut akan mendamprat Anda ke posisi rendah, bahkan bisa jadi posisi terendah (asfala sâfiliin), sebab Anda kalah bertarung yang akhirnya dikuasai mereka.

Maka ini tetaplah jaga rasa bahagia ketika menghadapi fitur-fitur ilusi hidup. Unggulnya penciptaan Anda itu merupakan sistem tercanggih di alam semesta, masa iya mobil Ferary kalah sama Ayla? Secara kodrati, canggih mana penciptaan Anda dengan kemelaratan, dengan fitnah, dengan santet, dengan nuklir, dengan makhluk astral, dengan penyakit, dengan kegagalan, dengan iblis, dengan malaikat, dan lain sebagainya?

Secara kodrati mereka tidak mampu mengalahkan Anda, hanya saja Anda yang menggoblokkan diri dikalahkan oleh mereka. Tanda Anda kalah adalah  fitur-fitur ilusi tersebut mulai mengusik rasa bahagia Anda, lalu Anda bersedih mendalam, dan akhirnya mengeluh, merana, merasa menderita, bahkan sampai stres, depresi, dan ada yang putus asa.

Melarat mengalahkan Anda karena Anda sering bersedih dengan duit. Penyakit mengalahkan Anda karena Anda sering bersedih dengan penyakit. Makhluk astral sering mengganggu Anda karena Anda sering takut pada mereka. Santet dan energi mistik mengganggu Anda juga karena Anda menakutinya. Fitnah, caci-maki, kebencian, dengki, sering merusak karir dan kehidupan Anda, itu karena Anda bersedih mendalam dengan fitnah dan kawan-kawannya.

Bertahanlah dalam rasa bahagia apapun keadaan Anda karena itu level fitrah keterunggulan Anda.

Ayyub A.S. tidak merasa sedih dengan penyakit kusta dan kebangkrutannya, dia tetap stabil dalam  rasa bahagia, hingga dia berprinsip, "Mau semua yang ada dalam tubuh saya digerogoti penyakit semua, terserah, yang penting hati saya tetap berzikir." Artinya Ayyub tetap menyadari bahwa fitrah penciptaan dirinya adalah zikir, maka ini penyakit dan bangkrut tidak diperkenankan mengganggu hatinya yang zikir. Waktu dia kaya raya dan masih sehat sudah zikir, dalam keadaan bangkrut dan berpenyakit pun dia tetap zikir. Melarat dan penyakit tidak dapat mempengarhi rasa bahagianya sebagai makhluk penzikir.

Hasilnya, hanya dengan Ayyub menjejakkan keras-keras kakinya ke tanah sebanyak tiga kali, semua penyakit kulit Ayyub luruh, sembuh seketika, dan semua aset kekayaannya kembali lagi.

Itu esensi penciptaan Anda. Sebenarnya Anda tidak kalah oleh penyakit dan oleh bangkrut, asal jangan bersedih.

Sulaiman A.S. sejak lahir telah menjadi anak pingit istana. Fasilitas mewah dengan kehidupan istana akrab dengannya. Tetapi ketika Sulaiman oleh Allah ditugasi memilih antara tahta, harta dan ilmu, Sulaiman memilih ilmu. Artinya lingkungan mewah istana memengaruhi hatinya untuk berbahagia tanpa syarat. Sulaiman sadar kalau kemewahan tidak berpengaruh apa-apa untuk harkat dirinya karena level penciptaannya telah lebih canggih fiturnya ketimbang fitur kemewahan harta.

Setelah Sulaiman memilih ilmu, maka harta, tahta, dan wanita, berkhidmad sujud padanya. Dia dikejar-kejar kemewahan tanpa dia mengejarnya.

Kekayaan pun tidak seharusnya menguasai Anda, kekayaan layak menjadi budak Anda. Asal jaga kesadaran Anda, bahwa kemewahan jauh terpaut level ketercanggihan penciptaannga dengan level Anda.

Isa ibn Maryam A.S. menjadi terapis handal. Semua penyakit sujud padanya. Penyakit buta dan buntung tangan sembuh hanya oleh usapan tangannya. Bahkan penyakit kematian bisa dia observasi energinya, sehingga yang mati bisa dia hidupkan.

Isa disujudi penyakit, karena Isa sangat militan bertahan pada kemiskinan, sampai dia populer sebagai nabi termiskin. Kemiskinan tidak membuatnya sedih, dia tetap bisa berbahagia  tanpa syarat.

Muhammad S.A.W. ditawari oleh gunung Uhud yang ingin menjadi emas untuk aset kekayaan beliau, tetapi beliau memilih hidup sederhana. Beliau bahagia dengan kesederhanaan tersebut, beliau tidak merasa bersedih atas kekurangan materi.

Hasilnya, bulan bisa beliau belah, jari beliau bisa menjadi mata air, awan teduh selalu melindungi beliau dari panas matahari, intimidasi kaum konservatif adat Quraisy terpatahkan oleh beliau. Dan lain sebagainya.

Merekalah yang menemukan kesejatian diri mereka. Sadar kalau diri mereka adalah penciptaan tertinggi, tercanggih, tersempurna, bukan levelnya lagi bersedih dan berduka atas kesulitan, bukan levelnya lagi bergembira riang atas kegemerlapan fitur dunia. Level mereka telah sadar "bahagia" tanpa syarat, bahagia telah di dalam diri mereka.

Bersedih dengan duit. Bersedih dengan kemelut hidup. Bersedih dengan kebencian. Bersedih dengan fitnah. Bersedih dengan fitur-fitur penderitaan, itulah yang jadikan Anda mempan oleh berbagai masalah hidup.

Saya sering menerapi diri saya sendiri saat dicaci atau dibenci orang dengan self talk, "Lah, saya makhluk terkeren, ngapain sedih." Atau mungkin merasa boros duit, saya melakukan self talk, "Ngapain ngerasa susah dengan duit. Gengsi kalau saya sedih. Saya lebih keren dari duit." Dan terus seperti itu. Apapun yang terasa mengusik ketenangan batin saya, selalu saya katakan, "Ngapain."

Dan di level rasa sedih tersebut, pada kondisi beruntung akan merasakan eforia. Jadi ciri orang bersedih itu gaya hidup glamor, hedon, perencana matang, hura-hura, dan lain sebagainya.

Alhasil, cukuplah dengan rasa bahagia. Cukup itu saja, rasa bahagia. Level Anda memang hanya untuk bahagia, karena Anda level penciptaan tersempurna, tidak layak ada sesuatu yang menyedihkan hati Anda. Syukur dan sabar, itu ujung simpulnya.

Sekarang, kenapa masih berat hati untuk bahagia? Mengapa masih memilih berduka, memilih bersedih, memilih menderita? Jika bahagia itu adalah level untuk Anda.

Hidup sekali, mau-maunya memilih menderita karena target, kompetisi, kedengkian, kemiskinan, obsesi, dan lain sebagainya.

Dan saya sendiri masih bertumbuh untuk belajar, menulis ini bukan untuk mengajari Anda tetapi sebatas pengingat diri.

No comments:

Post a Comment

AUSSIE DIGITAL AIRDROP