teknologi

Saturday, April 21, 2018

Makna

Hakikat Manusia (Ma’rifatul Insan)

Penciptaan Manusia
  1. Manusia diciptakan oleh Allah SWT di alam ‘azali melalui dua zat dasar, yaitu ruh (Q.S. 32: 9, 15: 29), dan tanah (Q.S. 32: 7-8, 15: 28),
  2. Allah SWT menciptakan manusia dengan membekali tiga potensi dasar, yaitu :
    1. Hati untuk diisi tekad. (Q.S. 18: 29)
    2. Akal untuk diisi ilmu. (Q.S. 17: 26, 67: 10)
    3. Jasad untuk beramal. (Q.S. 9: 105)
Dengan ketiga potensi dasar tersebut, manusia diberi amanah untuk beribadah hanya kepada Allah SWT (Q.S. 93: 72) dan menjadi khalifah di bumi (Q.S. 2: 31). Jika manusia melakukan dua amanah tersebut, maka manusia akan mendapaatkan balasan dari Allah SWT, baik berupa jannah atau naar (Q.S. 95: 8, 16: 97, 84: 25)
Makna Manusia
Para ulama mendefinisikan manusia sebagai :
Makhluk yang dimuliakan dan diberi tugas : beban untuk melakukan amanah (ibadah dan khalifah) dan diberi kebebasan untuk memilih dan nanti akan di beri balasan atas pelaksanaan amanah Allah SWt tersebut
Hakekat Manusia
  1. Hakikat manusia sebagai makhluk : berada dalam fitrah (Q.S. 30: 30), bersifat lemah (Q.S. 4: 28), bodoh jika tidak mendapat hidayah Allah SWT (Q.S. 33: 72) dan faqir akan rezeki dan hidayah-Nya (Q.S. 3: 65, 14)
  2. Manusia dimuliakan oleh Allah SWT atas segala ciptaan-Nya karena diberikan tiga hal : ditiupkan ruh (Q.S. 32: 9), diberikan kelebihan potensi yang tidak diberikan kepada makhluk yang lain (Q.S. 17: 70),  ditundukkannya alam semesta padanya (Q.S. 2: 29).
  3. Manusia dibebani : ibadah hanya kepada Allah SWT (Q.S. 51: 56), dan endapatkan amanah menjadi khalifah di bumi (Q.S. 2:30)
  4. Manusia diberi kebebasan memilih apakah ia mau beriman kepada Allah SWT ataukah tidak mau beriman dan menjadi kafir (Q.S. 90: 10,  76: 3, 18: 29)
  5. Dan atas pilihan yang diambilnya, manusia akan mendapatkan balasan, syurga (Q.S. 32: 19) atau neraka (Q.S. 32: 20)
Jenis Manusia dalam Al-qur’an
Allah SWT memberikan amanah kepada manusia. Mengapa ? karena Allah SWT memberikan kelebihan kepada manusia. Ada dua jenis kelompok manusia dalam melakukan amanah tersebut, :
  1. Kelompok pertama, adalah kelompok yang menjalankan amanah disebut khalifah (wakil Allah SWT), sebagai wakil ia harus paham:
    1. Ia adalah bukan penguasa bumi yang sebenarnya. (Q.S. 24: 25)
    2. Ia harus menggunakannya sesuai perintah dan keinginan yang diwakilinya (Q.S. 76: 30)yaitu Allah SWT
    3. Ia tidak boleh menentang perintah dari sang penguasa yang sebenarnya. (Q.S. 100: 6-11)
  2. Kelompok kedua, adalah kelompok yang khianat (tidak menjalankan amanah dengan benar), Allah SWT menggambarkan kondisi mereka dalam al-qur’an :
    1. Menjadi tidak bermanfaat seperti kayu yang tersandar saja. (Q.S. 5: 60)
    2. Sistem kehidupan mereka sangat lemah seperti sarang laba-laba. (Q.S. 29: 41)
    3. Hati mereka keras dari zikrullah dan membaca Al-qur’an seperti batu. (Q.S. 2: 74)
Akibatnya, mereka sulit mendapatkan lezatnya iman. Mereka sangat bodoh karena tidakmengenal Allah SWT secara benar, walaupun menurut mereka sangat pandai, sehingga :
  1. Seperti keledai yang membawa kitab (Q.S. 62: 5)
  2. Mudah digiring kemana-mana seperti binatang ternak. (Q.S. 7: 179)
  3. Licik sepert monyet. (Q.S. 5: 60)
  4. Menjijikkan seperti anjing. (Q.S. 7: 176)
  5. Rakus seperti babi. (Q.S. 63: 4)
Download – 4. Ma_rifatul Insan

Friday, April 20, 2018

ASMAUL HUSNA

ASMA’UL HUSNA:

Asma Allah semuanya 100, tapi yang di gelar dan hadist ada 99, di ringkas menjadi lima ;
1. Asmaullidzati
2 .Asmaullisifat
3. Asmaulliasma
4. Asmaulliaf’al
5. Asmaullijinsi, dari ke-lima ini, yang benar hanya satu saja yaitu Asmaullijinsi, hanya itu satu. 
Asmaullidzati menyebut nama Allah, menurut dari adanya [terlihat], sebab Dzat adanya pasti, mustahil tidak ada.
Asmaullisifat menetapkan Asma Allah menurut dari sifatnya, tegasnya dari rupanya
Asmaulliasma menyebutkan Asma Allah dari Asmanya
Asmaulliaf’al menyebutkan nama Allah, menurut Af’alnya
Asmaullijinsi menyebut Yang Maha Agung menurut dari jinisnya. 
Asmaullidzati ;
Banyak yang salah menerima, Asma Allah banyak yang salah waktu menyebut kepada “barang”nya, banyak yang menetapkan kepada yang baru, banyak orang yang mengaku Dzat kepada adanya [terlihat], terlihatnya jasad yang ‘ain, mengaku Dzat kepada badannya, kepada raga, karena tadi disebut dan ada di Hadistnya. 
“Wallahu baathinul insan, Al insanu dhohirullah” 
Allah disebut baathin-baathinnya manusia, sebaliknya begitu juga dhohirnya Allah manusia, menyatakan badan ini adalah dhohirnya Allah karena Hadist saksinya, ini adalah suatu kesalahan menyebut Dzat kepada adanya, kepada adanya wujud pribadi bukan kepada Dzat Allah yang Laisa kamishlihi syaiun yang tidak berwarna, tidak berupa, tidak ada umpamanya, ghaibul ghaib, yang begitu adalah kufur hukumnya, wujudiyah yaitu mengaku Allah kepada badannya. 
“ Wallahu ghaibun, Al insanu ghaibun” 
perkara Allah adalah ghaib, ada tapi tidak ada, tidak ada tapi ada, tidak terlihat oleh mata kepala, begitu juga manusia sama pada ghaib semuanya, ini adalah jasmani, tidak ghaib karena sudah ada, siang malam ada, nama GHAIB adalah ADA tapi TIDAK ADA RUPA, yang ada ini adalah wujud manusia. tapi bukan manusianya, karena manusia adalah ghaib. Wajib harus tahu kepada yang namanya manusia, supaya tidak keliru, tidak menunjuk manusia kepada badan. 
Asmaullisifat ;
Banyak tekad manusia, menetapkan Asma Maha Agung, kepada rupa dirinya, karena kata dalil Allah tidak ada duanya, tetap satu, ketika melihat kepada badannya, yang satu adalah di dirinya, hanya ada rupa di dirinya tidak ada yang lain. Walaupun keliling dunia tidak akan ada yang sama persis, tidak ada bedanya dengan rupa dirinya, sama saja kufur alias wujudiyah, menuduh Allah kepada rupanya bukan kepada SIFAT Allah, salah kirim sms akibatnya jadi nyasar 
Asmaulliasma ;
Banyak yang percaya, menetapkan Asma Maha Agung kepada nama sendiri. Perkara Allah adalah pasti yaitu semua nama, sebab tadi juga Allah yang meliputi kepada semua sifat, buktinya adalah pasti, diliputi oleh nama-Nya dan langgengnya juga bukti, Asmanya yang tidak rusak, langgeng abadi, orang yang begitu tekadnya musyrik namanya, memperbanyak Allah Yang Maha Agung, Yang Maha Suci adalah SATU DZAT – SATU SIFAT – SATU ASMA – SATU AF’AL, tidak bisa diperbanyak.
Jika menetapkan kepada Asma Allah sudah pasti SIFAT BARU disebutnya, sebab tadi juga di kitab sudah dikatakan Dzat-Sifat-Asma-Af’al sudah pasti, makanya ada Asma, dari Sifat-Nya sudah jelas, dari Dzat-Nya sudah tentu pasti, begitulah salahnya, orang yang begitu tekadnya namanya kufur, memperbanyak Allah. 
Asmaulliaf’al ;
Mengaku Allah kepada Af’alnya, kepada kelakuannya, kelakuan pribadinya, karena ada dalilnya, “Laa haula wa laa quwwata“ tidak ada daya upaya, bergerak dan berbalik karena ijin Allah termasuk prilaku baik dan buruk, yang begini adalah itiqod orang yang tidak punya akal, seperti yang menggigau, jadi buat apa Allah mengadakan Agama? Untuk apa Allah mengadakan para Nabi? untuk apa Allah menurunkan kitab Qur’an? 
Begitu wajibnya ma’rifat kepada Allah, sebab suka jadi nyasar tekadnya karena saking gelapnya, mencoba memahami Allah tanpa Ilmu, tanpa Guru Mursyid. Orang yang sudah yakin, tahunya bukan katanya, segala perkara tidak akan menjadi bingung, cahaya padang gilang gemilang karena punya pilihan, tidak akan sewenang-wenang, sebab merasakan malu, merasa sudah tidak berpisah, tidak ada jarak, akrobu siang dan malam berbarengan di dalam Nur shalat/Jauhar awwal, takut melakukan kesalahan, tidak sibuk mengantar hawa nafsu kepada jalan keburukan. 
Begitulah orang yang yakin dengan ilmu, tapi tadi yang bercerita, katanya segala rupa yang baik dan buruk dari Allah, padahal Allah tidak memberi ijin sama sekali atau tidak pernah memberi ijin kepada jalan keburukan, Allah hanya menyuruh kepada jalan kebaikan, harus suci prilaku, kata hati di jaga, tidak boleh iri, dengki kepada sesama makhluk Allah, apalagi sombong, ujub, riya, takabur, pelihara laku dan tekad, hati harus bersih dihiasi dengan sabar, syukur, ikhlas dan tawakal. Ikhlas adalah pintu gerbangnya Taqwa. Segala bentuk musibah, azab, malapetaka dll, adalah hasil dari perbuatan manusia, sangat sedikit sekali manusia yang berperan sebagai pengundang Rahmat untuk menopang tiang-tiang langit dunia… 
Jika kedatangan bisikan hati jadikan bijak memilih, jadikanlah antrian sebelum dikerjakan, sebab sudah pasti terlihat jadinya atau buahnya, apakah itu akan berbuah baik dan buruk, semua itu kita sendiri yang akan merasakannya, jika jatuhnya kepada keburukan, yang begitu bukan dari Allah tapi ada penyusup yaitu perintahnya Azazil/Idajil, Allah tidak akan menyuruh kepada salah. 
Allah hanya akan menyuruh kepada kemuliaan Dunia dan Akhirat, jika jatuhnya mengajak kepada kebaikan, kemuliaan lahir baathin, jangan di tunda, cepat kerjakan, yang begitu namanya ibadah, ibadah kepada Yang Maha Suci, ibadah itu bukan hanya shalat saja, segala kelakuan yang baik adalah ibadah yaitu perintah Yang Maha Suci, biarpun rajin berbakti, shalat lima waktu, tapi prilaku tenang dengan iri, dengki, hasud dll, amalnya akan seperti debu di tiup angin, hilang tanpa bekas, tidak ada sisa, musnah hilang tanpa ada lebih, yang di dapat dari hasil cape dan lelah ketika di dunia menjadi mubazir, di hijab/di abaikan oleh Allah.
Pegangan harus kuat untuk berlindung kepada Allah, jangan tergoda oleh hawa nafsu yang di rancang oleh Syaitan, jalan halus yang akan menarik kepada jalan celaka, celaka Dunia dan Akhirat, dan membatalkan kepada jalan ma’rifati, ma’rifat kepada Yang Maha Agung, sudah pasti terhijab, gelap gulitanya hati, terhalang oleh kotoran prilaku, perkataan dan tekad. 
Asmaullijinsi ;
Adalah rahasia Wali, bagian ahli Qurbah, tegasnya yang sudah yakin, yang ahli berhadap-hadapan dengan Allah. 
Jika sudah percaya kepada Yang Maha Suci dan tahu, punya saksi dari dalil, hingga bisa yakin ma’rifat kepada Yang Maha Agung, percayanya sudah tidak samar, keyakinannya sudah kokoh, sudah tidak ada keraguan, sudah tidak merasa pisah, sudah merasa aqrobiyah dengan Allah Yang Maha Suci, wujudnya sudah jadi lafadz, sudah menjadi wujud dalil, lafadz Muhammad Nabi, sebab lafadz Muhammad ada di tiap-tiap orang, semuanya berupa pada waktu Attahiyat, ketika Shalat menjadi lafadz Muhammadu ; 
Kepala menjadi Mim awal
Dada menjadi Ha
Pusar menjadi Mim akhir
Kaki menjadi Dal 
Pada waktu shalat belum jadi, karena tidak ada satu yaitu huruf Tasjid, belum sah, belum menjadi lafadz Muhammad, belum menjadi wujud dalil di situ baru menjadi Mim-Ha-Mim-Dal
Sangat penting sekali, hal perkara Tasjid, jika belum tahu hal prakteknya Shalat sejati, pekerjaan Rasul, tidak akan bisa paham, biarpun terus dipikir malah jadi botak tidak akan ketemu. sebab pasal Tasjid adalah kuncinya Bumi dan Langit, untuk membuka pintu hijab, hijabnya kepada Yang Maha Suci, untuk mengobrak-abrik jagat shagir, agar menimbulkan raga yang lembut, umpama ketemu itu, sudah pasti nanti mengerti bahasa Nafi Isbat. 
Jika wujudnya manusia, belum menjadi lafadz dalil Muhammad, tidak akan ketemu dengan Allah, tidak akan bisa ma’rifat, para Rasul yaitu utusan Allah, Nabi-nabi, Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa dan Nabi Isa, semuanya tidak ada yang Mi’raj, selain Baginda Nabi, Muhammad Rasulullahi, yang di ijinkan oleh Allah, di suruh melihat Akhirat, keadaan Alam Baathin, sebelum wafat beliau sudah mengetahui. 
Cirinya Nabi yang lain, yang tidak Mi’raj buktinya dari lafadznya, semuanya tidak memakai Tasjid, lafadz Nabi Adam, lafadz Nabi Nuh, lafadz Nabi Ibrahim, lafadz Nabi Musa dan lafadz Nabi Isa semuanya tidak ada Tasjidnya. 
Hanya lafadz Muhammad, yang memakai lafadz Tasjid, sama dengan lafadz Allah, cirinya tidak ada lagi, yang di beri Kunci, untuk menghadap kepada Yang Maha Agung, jadi biarpun sekarang, semuanya umat Nabi, tentu bisa jika ketemu Tasjidnya. 
Jika bersungguh-sungguh mencari Ilmunya, dibeli dengan prihatin, mengurangi tidur, mengurangi makan, dibarengi dengan kelakuan yang suci, perkataan, tekad dan prilaku di jaga agar jangan salah, bersungguh-sungguh kepada Allah, Insya Allah awal akhir pasti di kabul. 
“Wa kawa ‘Idul Imani, Wajibul Wajib”
Umat Allah wajib harus tahu, tahu kepada iman yaitu iman sejati, iman yang satu Nurrullah, Nur-Nya Allah, itu tanda kenyataan ada AKU yaitu Hakikat Muhammad / Cahaya Awwal / Jauhar Awwal Rasulullah / Ruh Ilmu Rasulullah, sejatinya Syahadat, samudra hidup, hidupnya segala rupa, isinya tujuh bumi, tiada lain asalnya hanya satu dari Jauhar Awwal Rasulullah yaitu Utusan AKU, menjadikan alam dunia dengan segala isinya, tapi tidak pisah dengan AKU, dengan Rasulullah tidak jauh, AKU dan Rasulullah pasti, tidak akan ada AKU jika tidak ada Rasulullah, begitu juga sebaliknya, Rasulullah juga tidak akan bukti, jika tidak ada AKU, ibarat panas dan apinya, bergulung jadi satu, tidak akan ada sifat nyala, jika tidak ada panas, panas juga begitu, tidak akan ada, jika sifat api hilang.
Semua umat wajib ma’rifat pasti kepada Dzat Maha Suci, yaitu yang disebut Rasulullah (Hakikat Muhammad ) yang awwal akhir di ciptakan Allah. Jika sudah yakin kepada Rasulullah, kepada AKU sudah tentu yakin, sebab AKU tidak berpisah, ibarat gula dan manisnya, air dan dinginnya, ombak dan air lautnya, Allah akrobu dengan Rasulullah. Wajib dalam bab ilmu dan hal wajib adalah perintah Allah dan Fardhu adalah perintahnya Baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam, WAJIB dan FARDHU ibarat daging dan bumbunya, bergulung jadi satu, sebab menjadi makhluk Allah harus menerima menjadi hamba, jika tidak ibadah kepada kepada Allah sama saja dengan menyerupai kepada Allah, tidak ada atas dan bawah, sama rata…
Jadi tidak menerima, ini wujud jasmani adalah kemurahan dari Allah, makanya kita di dhohir harus menurut apa kata Baginda NabiMuhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam, harus melakoni rukun, rukun yang lima perkara, Syahadat, Shalat, Zakat, Puasa, Haji. Fardhu harus di lakoni perintahnya Baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam, tapi harus dengan wajibnya, perintahnya Maha Suci, yang disebut tadi, keduanya harus di pacu agar sempurna, selamat lahir dan baathin. 
Shalat wajibnya empat perkara yaitu ketika memuliakan Allah, berdirinya Asma Yang Agung yaitu huruf lafadz ; 
Berdiri = Alif
Ruku’ = Lam awal
Sujud = Lam akhir
Attahiyat = Ha 
Takbiratul Ikhram nyatanya huruf tasjid, menjadi ;
Alif – Lam – Lam – Ha sudah ada lafadz nama Allah, tidak akan samar. Alif – Lam – Lam – Ha dari mana asal usulnya lafadz tadi? Sesudahnya di dhohir, sesudah adanya dunia, Bagaimana dari Qodimnya? Dari mana jadinya? Yaitu dari ;
Dzat > Alif
Sifat > Lam
Asma > Lam
Af’al > Ha
Ta’at kepada Yang Maha Suci tapi isinya tidak di cari, dalil tidak dirasakan, tidak di masukan ke dalam diri dan keukeuh ngajinya keluar dari diri yang hanya akan menjauhkan diri dengan Allah, mengukir bacaan shalat, membagus-baguskan ibadah, tapi kepada yang di ta’atinya tetap saja tidak bertemu, tidak bisa memenuhi dalil Qur’an yang di sebut; 
“Wa’abud Robbaka Hatta Ya’ Tiyakal”
Ta’at kepada Allah, harus ‘ainal yakin, harus jelas kepada Yang Maha Agung, jangan di kira-kira oleh hati, di ukir oleh pikir, bahwa Allah itu adanya di atas Arasy.
Apakah tidak ingat? ada dalil Qur’an ;
“Wanahnu Aqrobu Ilaihi Min Hablil Warid”
Maha Suci ternyata aqrob dengan wujud, sudah tidak ada antaranya. Apa yang aqrob dengan wujud kita? Siang malam tidak berpisah, Allah adalah Dzat Laisa kamishlihi syaiun, yang tidak ada umpamanya. Jadi yang aqrob di diri adalah Kekuasaan-Nya yaitu HIDUP manusia, itulah Jauhar Awwal Rasulullah yaitu Kuasa-Nya Allah atau hidup berada di dalam naungan Nurrullah / Jauhar Awwal Rasulullah / Cahaya Awwal Rasulullah / Ruh Ilmu Rasulullah / Hakikat Muhammad, itulah Utusan Maha Suci, itulah yang harus di cari, sifatnya hidup manusia, supaya bisa pulang kepada hidup, hidup Allah / Maha Hidup yang langgeng pasti, tidak terkena rusak, Dzat Maha Agung yang bernama Haqullah, tempat pulang manusia yang ma’rifat, kesempurnaan sejati. 
Jika tidak ma’rifat kepada Dzat Maha Agung, tidak akan bisa pulang kepada Haqullah, tentu balik lagi kepada Haqul Adam masih terkurung oleh Alam dunia, gentayangan pasti, masuk ke tempat siluman, dedemit atau ke alam jinn atau nitis menitis kepada manusia dan kepada hewan, menurut ilmu dan pengetahuannya waktu di dhohir. Jika masuk kepada manusia suka kerasukan sambil minta kopi atau minta cerutu, tergantung kesukaannya,nyata tidak bisa pulang, masih tetap berada di alam dunia, sebab kalau Wali tidak pernah ketemu ataupun masuk kepada manusia, karena Wali sempurna pasti, sudah ada pada Haqullah yaitu Dzat Maha Agung.
Sifat ilmu seseorang yang sudah meninggal tidak akan mati tapi akan menitis kepada keturunannya, sehingga keturunannya tidak merasakan hingga dia punya kelebihan, atau merasakan kelebihan tapi tidak tahu dari mana asalnya, bisa ngobatin, indigo dll, harus di waspadai karena Iblis beribadah sudah ribuan tahun… 

Thursday, April 19, 2018

Sajak tak berarti


Saat buka kembali catatan lama yang hampir telupakan
Ku sadari ternyata betapa berartinya dirimu
Sahabat yang mendukung setiap langkahku
Di kala aku jatuh, aku terpuruk, kamu selalu ada
Di saat aku senang, aku hampir melupakanmu
Penghargaan ini terlukis indah jauh dalam lubuk hatiku
Memiliki bingkai-bingkai tersendiri di setiap sisinya
Mewakili senyum-senyum indah darimu untukku
Sahabat..
Waktu terasa begitu cepat
Aku takut akan kenyataan
Perpisahan membawa kesedihan..
Sahabat..
Jangan pernah lupakan aku
Kenangan hari kita
Di mana tawa dan canda
Menghiasi indahnya remaja kita..
Sahabat..
Akankah kau ingat aku..
Walau tanya senyumku… ðŸ™‚
Sahabat…
Kau adalah anugrah…
Anugrah terindah yang diberikan Tuhan padaku
Kau adalah orang yang selalu ada
Dan mengeri diriku…
Aku tidak ingin kehilangan dirimu…
Aku tidak ingin mengekang dirimu…
Aku hanya ingin memiliki seseorang yang selalu ada di
sisiku…
Aku ingin menjadi satu-satunya orang…
Yang dapat membuatmu bahagia
Sahabat…
Jika aku dapat terbang ke langit…
Aku kan membawamu ke bulan
Aku akan mengambilkan bintang di atas sana
Memberikan mereka kepadamu, dengan begitu kau akan tahu bahwa…
Aku menyayangimu…
Sahabat…
Karena persahabatan berarti sangat banyak
Aku berdoa agar kau dan aku selalu menjaga persahabatan ini…
Sahabat…
Di manapun…
Kapanpun…
Aku akan selalu menyimpanmu dalam ingatanku
Dan menjaganya baik-baik…

Di Sini Akhir Deritaku

Saat cinta telah hapuskan mimpi
Biarlah menjadi kenanganku
Walau perih kau utarakan semua
Telah memaksaku melupakanmu
Kau takkan pahami
Walau seribu puisi telah ku beri
Selama hatimu dalam kebekuan
Telah ku kosongkan ruang rindu untukmu
Pergilah dari hatiku
Kau takkan mampu hancurkanku lagi
Resapilah…di sini akhir deritaku
Ketika kau telah hilang dari kehidupanku
Aku menyerah tuk menginginkanmu
Biarlah warna baru yang kan ada dalam mimpiku…

Sendiri

*Tak kan pernah ku bisa
Mengungkapkan ini semua
Semua rasa yang terpendam
Terpendam dalam jiwa
Walau pernah ku coba
Coba tuk menyatakannya
Namun ternyata kau sudah tak ada
Tak ada lagi di sampingku ini
**Untuk menemaniku…temani yang sedang bersedih
Sendiri di sini…
Kini kau pergi meninggalkanku
Sendiri dalam kesunyian ini
Dan ku hanya bisa meratapi semua
**Yang telah terjadi
Dan tak pernah ku menyangka
Kan begini akhirnya
Mengapa terjadi

Bulan di Atas Kota Kecilku Yang Ditinggalkan Zaman

Orang asing
Orang asing
Seseorang yang asing
Berdiri dalam cermin
Tak kupercaya aku pada pandanganku
Begitu banyak cinta telah mengambil dariku
Aku Kesepian
Aku kesepian di Keramaian
Mengeluarkanmu dari ingatan
Bak menceraikan angin dari awan
Takut
Takut
Aku sangat Takut
Kehilangan seseorang yang tak pernah kumiliki
Gila, gila rasanya
Gila karena cemburu buta
Yang tersisa hanya kenangan
Saat kau meninggalkanku sendirian
Di bawah rembulan yang menyinari kota kecilku yang ditinggalkan zaman
Sejauh yang dapat kukenang
Cinta tak pernah lagi datang
Bulan diatas kota kecilku yang ditinggalkan zaman
Bulan diatas kota kecilku yang ditinggalkan zaman

Ketika

Saatku melihat sebuah bintang menyala
Memberikan sebuah bahasa cinta
Inginku mencoba untuk menggenggamnya
Ku yakin hidup kita bahagia
Oh… indahnya masa-masa
Kau dan aku saling mencinta
Ucapkan sebuah kata cinta
Aku menyayangimu
##
Ketika aku memandang langit
Yang kulihat hanya wajahmu
Ketika ku mulai bernyanyi
Yang kudengar hanya suramu
Hoo..ooooo
Biarlah biarkan cinta terus bersemi
Memberi warna bagi dunia ini
Walau itu hanya tinggal mimpi
Ku yakin engkau mengerti

Tentang SHM Yang Beleng-beleng Bana Bana Bana’

Tung..
Mengalun rendah suara yang keluar dari mulutnya.
Kamu itu kok boco banget sih?
Begitu caranya menjelaskan bahwa aku ini aneh.
Nyu..
Satu lagi kata yang terucap dari bibirnya.
Kamu ini jelek ya? Hahaha, dengan senyum tawanya yang baru saja lepas.
Ujarnya aku ini jelek.
Hmmm… Aku tak mau kalah begitu saja. Dengan belengnya aku mampu berkata padanya.
Walaupun jelek dan aneh, tapi kamu suka kan!
*Aku dapat mengetahui bahwa hadirku masih bisa bermanfaat untuk orang lain.
*Meski hanya sekedar membuat seorang nanit di sana tertawa dengan boco dan belengnya diriku. Mbuakakkakaka ðŸ˜€
Gaul.

Senandung Huruf “U”

Ku buka kembali kenangan itu
Ku lihat dirimu terukir indah di hatiku
Walaupun mampu ku pandangi dirimu
Namun asaku takkan sanggup menggapaimu
Ku pandangi dirimu yang tertanam dalam tiap lembar jiwaku
Terlukis damai dalam wajahku
Terbayang kembali ceriamu, tawamu walau terasa samar bagiku
Tangismu, sesalmu hanya itu yang terlalu membekas di tiap langkahku
Ketika akhirnya waktu tak mampu menyatukanmu
Bersama kenanganku itu…
Kembali terukir cinta di tiap rindu
Terkenang di sebatas pantai perpisahan itu
Dalam tiap sepiku mampu ku sebut namamu
Kendati pilunya masih ada di hariku…

Hanya Sembunyi Hanya Mimpi

Berapa lama lagi…mimpi indah ini
Sertai tidurku
Hingga ku enggan terjaga
Dari mimpiku
Bukannya aku tak mau melihat kenyataan
Bukannya aku bahagia bila hanya melihat mimpi
Namun sesungguhnya ku tak mampu
Menyadari kenyataan itu
Bahwa kau telah berlalu
Hilang di telan waktu
Dalam malam yang sepi
Dinginkan tubuhku
Aku hanya mampu sembunyi
Dari hari
Dari pilu
Menghambat langkahku
Tak sanggup berlari
Hanya terdiam dalam selimut
Kenang indahnya
Hanya di mimpiku

Berharap Semua Kan Terukir Kembali

Hari kemarin telah ku lalui dengan sepi
Hari inipun ku lewati tanpa indah ku jalani
Dan hari esok kan ku lalui dengan segenap tanya
Telah ku coba mengukir cinta
Namun kerasnya batu sandungan buatku tak mampu tuliskan
Segenap kata sayang untukmu
Hanya redupnya kilauan mentari
Yang terbiaskan lumut tak berarti
Terhadir dalam tiap batu ukiran itu
Mengapa tak sanggup ku jadikan indah kisah bersamamu
Apakah hanya sampai di sini saja ceritaku
Yang mengisi ruang hatiku
Dan yang hadir dalam tiap kenangan hanya mimpi
Padahal yang terbaik telah ku curahkan
Untukmu dalam kehidupanku
Untukku yang menanti kasihmu
Lagi di sini coba merangkai mimpi dalam batu prasasti
Berharap semua kan terukir kembali

Karenanya

Sejenak berfikir tentangnya
Namun keraguan tetap menghantui pikiranku
Entah apa yang dirasa
Tetap saja menyantuh sukma
Mengapa bagian petualanganku
Ketika melihatnya hati bergetar tawa terpancar
Mengapa seluruh rasa di benakku
Ketika memikirkannya jantung berdebar indah terasa
Kini samudera meluas membentang
Membayangi langkahku bersamanya
Mendekatinya mencoba menggapai dengan cinta
Haruskah terlupakan setelah sekian asa
Memperjuangkan demi keutuhan istana cinta
Kasih dalam jiwa membimbing harapan
Kembali dalam jalan kepastian
Melakukan kebenaran yang seharusnya
Terjaga dalam keikhlasan

Andai Kau Tahu

Ku diam termenung menanti
Cinta yang berlalu
Cinta yang aku harapkan
Mungkinkah kan terwujudkan
Kini kau pergi jauh dariku
Dan tak pernah kembali
Kembali padaku
Kembali untukku….
Berharap kau kan datang
Berharap kau kembali
Andai kau tahu besar rinduku
Melebihi cintamu
Meski itu tlah berlalu
Menjadikan masa lalu
Andai kau tahu besar cintaku
Takkan pernah berakhir
Meski badai kan menghadang
Hilangkan semua harapan

Kalah Sebelum Berperang

Sudah sekian kali ku coba
Beraikan pilu yang merasuk hati
Menanti malam yang pancarkan kilauan
Bintang-bintang dari surga
Selalu ku cari waktu tuk merindu
Namun tak jua mampu usir sepiku
Walau dirimu dalam dekapku
Ku rasa kau tiada di sisiku
Hanya jasadmu
Tak ada jiwamu
Bahagiakah yang ku pinta
Dalam relung mimpi seperti ini
Aku tak pernah mengerti
Apa daya ku tak sanggup memberi
Dan yang ku tahu
Ku telah kalah
Ku telah kalah…
Sebelum mulai berperang

Di Sini Akhir Deritaku

Saat cinta telah hapuskan mimpi
Biarlah menjadi kenanganku
Walau perih kau utarakan semua
Telah memaksaku melupakanmu
Kau takkan pahami
Walau seribu puisi telah ku beri
Selama hatimu dalam kebekuan
Telah ku kosongkan ruang rindu untukmu
Pergilah dari hatiku
Kau takkan mampu hancurkanku lagi
Resapilah…di sini akhir deritaku
Ketika kau telah hilang dari kehidupanku
Aku menyerah tuk menginginkanmu
Biarlah warna baru yang kan ada dalam mimpiku…

Bila Kau Bukan Sahabatku

Hal yang tak bisa ku ungkapkan padamu
Takkan mungkin ku coba lepaskan
Karena ku tahu ini adalah sebuah kesalahan
Maafkan aku terlalu mencintaimu
Maafkan aku karena tak bisa melupakanmu
Terasa takkan pernah salah
Bila kau bukan sahabatku
Dan takkan pernah aku terluka
Bila kau bukan sahabatku
Mimpi itu buatku sadar aku mencintamu
Namun kenyataan ini buatku mengerti kau tak mungkin untukku
Relaku terluka demi kau bahagia
Ku biarkan aku terpuruk seorang diri
Karena ini yang terbaik untukmu
Sahabatku… kasihku

Tak Seindah

Terbangunku dari mimpi indahku
Melewati kenyataan yang berlalu
Ingat rasa cinta yang telah terbagi
Sirna dan menghilang pergi
Serahkan sedikit rasa untukmu
Permata hatiku
Walau tak seindah dahulu
Ku coba merajut mimpi untukmu
Walau tanpa hati kau melihatku
Jiwaku telah kupersembahkan untukmu
Walau tanpa senyum kau hadirkan hariku
Hatiku merapuh karena ketiadaanmu
Pahamilah diriku
Meski tanpanya lagi ku kan tetap bertahan
Mengertilah asaku
Hatinya menjawab kehilanganku
Seberkas kisah tentangmu
Kan ku jadikan pelipur laraku
Seraut wajahmu memanggil
Kan ku pendamkan sebagai bagian hatiku

Ku Relakan Hatimu

Sesaat tlah terbayang
Kepedihan hatiku
Menjalin kasih bersamamu
Tak dapat indahnya
Andai saja kau mampu
Pahami keadaanku
Yang tak dapat mencintaimu
Tak dapat indahnya…
**Bersama segenap jiwaku
Telah ku relakan hatimu untuknya
Pergilah bersamanya
Kekasih hatiku
Walau kan menghancurkan asaku
Mungkin ini jalanku
Tuk tak bersamamu
Ku relakan sebagian cintaku

Gagahnya Hujan Itu

Tampak gagah sekali melihat hujan di Kota itu.
Tiap jatuhnya menggambar begitu banyak kenangan yang tertinggal di sana.
Dalam dinginnya, ada kehangatan yang tersirat di balik itu semua.
Dalam derasnya, ada senyuman yang muncul dalam kebersamaannya.
Hujan itu, tak kutemui di tempat lain.
Hujan yang selalu mengingatkanku akan kebesaran Kota itu.
Kota dengan sejuta kenangan.
Kota yang mengajarkan aku untuk dewasa.
Kota yang sepertinya tidak bersahabat bagi orang lain.
Namun bagiku Kota itu sangat dekat, dan sangat pantas untuk di kenang.
Ingin sekali aku kembali. Dan melihat betapa gagahnya hujan Kota itu.
Betapa hebat rasanya jika aku kembali bermain di dalamnya.
Berlari, tertawa dan merasakan kembali semua kenangan yang pernah ada.
Ingin sekali aku segera kembali, dan melewatkan waktuku.
Bersama hujan di Kota itu.

Selamat Tinggal (Doaku)

Tenanglah disana
Jauh dari kerusakan dunia
Doaku agar hatimu selalu dalam kedamaian..
Semoga ini yang terbaik
Mengakhiri langkahmu yang berat
Agar kau selalu damai
Doaku semoga engkau bahagia
Aku yang kehilanganmu
Kan ku ingat selalu dirimu di hatiku
Kau yang menguatkanku
Kau yang terangkan malamku
Hanya terimakasih yang mampu aku ucapkan
Untukmu selamanya dalam hatiku
Dan…
Doaku semoga kau tenang di sana…
Bersama malaikat penentram jiwa
Selamat tinggal sayangku

Tentang Cinta

Benarkah cinta…
Hanya terhadir untuk menyakiti
Apakan selamanya cinta kan begini
Buatku hancur dalam rindu
Berartinya cinta dalam hidupku
Walau pedih di setiap waktu
Ku sadari cinta adalah awalnya
Pengorbanan dari hati
Cinta ada di tiap hariku
Hingga ku tak pernah berhenti tuk memikirkannya
Ooo…cinta kapan saat engkau kembali
Aku menanti
Ooo…cinta kapan engkau kan hiasi mimpi
Aku merindu
Cinta memang tak selamanya indah
Cinta memang butuh pengorbanan

Tentang Mimpiku

Mimpi…aku tak pernah mengerti tentang mimpi
Apa arti dari sebuah mimpi
Apakah pertanda dari rasa inginku
Atau hanya hiasan malam yang tak berarti
Tak pernah terfikir di alam sadarku aku melukaimu
Bahkan yang aku tahu kamu selalu saja membuatku menunggu
Namun entah mengapa selalu saja kamu hadir di mimpiku dengan tangismu
Seakan kumeninggalkan semua luka yang ada padamu
Mungkinkah aku telah salah memilih jalanku
Ataukah hanya kamu yang tak pernah mengerti aku
Selalu saja kutermenung memikirkan arti mimpiku
Dalam segenap tanya akan cintaku

Sedikit Rasa

Yakinlah kasih, kau kan slalu jadi milikku
Walau kian lama tak bertemu
Sekian asa yang tercipta di jiwa
Sekian ragu di kalbu
Ku yakin kau kan kembali untukku
Ku yakin kita kan bahagia
Ku tahu engkau masih mencintaiku
Ku tahu engkau masih ingat padaku
Tentang semua kisah tentang kita
Walau hanya ada sedikit rasa
Tentang kisah cinta kita berdua
Tapi ku tahu kita kan bersama…
Sedikti rasa tentang cinta
Sedikit rasa tentang kita

Di Akhir Kepak Sayapmu

Berlarilah dan jangan pernah berhenti
Tinggalkan beban di pundakmu
Datang kepadaku dengan senyummu
Aku menunggumu
Jangan cepat engkau menyerah
Hadapi rintangan yang menghalangimu
Aku ada di depanmu
Menunggumu di akhir perjalanan ini
Tak perlu sesali yang telah berlalu
Dan yakinkanlah tentang mimpi indah ini
Kibaskanlah sayapmu
Meskipun itu hanya dengan sebelah sayapmu
Dan yakinkanlah kau tetap bisa terbang
Karena aku menunggumu
Di akhir kepak sayapmu
Jangan cepat engkau menyerah
Dari semua pilu yang menghambat langkahmu
Karena aku menunggumu
Di akhir perjalanan ini
Di akhir kepak sayapmu

Adakah Kau Mengerti

Adakah kau mengerti
Selama ini ku selalu ada disampingmu
Saat kau datang padaku ketika dirimu terluka
Adakah kau mengerti
Selalu saja kudengarkan ceritamu
Walau kau tak pernah tahu apa yang kurasa
Salahkah aku bila ku mencintaimu
Setelah apa yang ku lakukan untukmu
Ketika hati dan jiwaku untukmu
Salahkah bila kau datang padaku
Bukan untuk berbagi sedihmu
Namun kau datang hanya untukku
Selalu saja kau inginku mengerti dirimu
Namun pernahkah sejenak kau memikirkan aku
Tak pernahkah terpikirkan olehmu
Bagaimana hidupku di sini
Adakah sejenak kau mengerti
Arti ku masih di sini…

Bayangan Hati

Izinkanku menjagamu
Menopang bayangmu dan menghargai kasihmu
Walau kau takkan menjadi milikku
Berikan waktu untukku
Untuk dapat mengagumi dan mencintai hadirmu
Kendati hanya dalam mimpiku
Biarkanku melukis indahmu
Dalam relung hati dan seluruh ragaku
Meski hanya sebagai pelita dalam gelapku
Hanya cinta yang inginku hadirkan
Untukmu bayangan hatiku
Tak sanggupku memberi bintang
Untuk menghiasi langitmu

Penantianku Takkan Terulang

Menatap langit malam terhampar bintang
Terangi gelap malamku…selimuti hatiku
Bahagiakan diri ini saat menunggumu
Pandangi sinar bias pelangi penyejuk hati
Teduhkan keluh rinduku…basuh kesepian
Hangatkan raga ini dalam penantianku
Bila anganku membawa cinta
Cinta menunggu sentuhan
Bahagiakan jiwa ini
Dan hatiku yakinkan yang terbaik
Penantianku takkan terulang
Cintaku padamu tegar menanti
Tak sanggup hilang untuk selamanya
Mewarnai langit biru di angkasa
Dengan sayapnya naungi hidup
Yang kan terus bersemi takkan berubah

Lebih Dari Semua

Setiap waktuku terlewati
Hanya bayangmu yang membekas dipikirku
Bagaimana dirimu, rupamu, tawamu
Dan ku tahu itu hanya masa lalu
Apakah kau telah berubah
Sejak terakhir kita bertemu
Saat di depan puluhan mata
Yang menertawakanku
Mengapa baru sekarang
Dapat ku lihat dirimu
Walau terasa samar
Jauh… tak sanggup dekatimu
Namun yang aku tahu
Bahagiaku lebih dekat daripada itu
Kau cantik hari ini
Lebih dari yang aku suka
Kau lain sekali
Lebih dari yang aku kira
Walau ku hanya bisa melihatmu dari jauh
Namun kau tetap yang terindah
Jauh lebih indah dari sebelumnya
Jauh lebih indah dari semua gambaran dirimu
Jauh lebih indah dari semua gambaran rupamu
Dan jauh lebih indah dari semua gambaran tawamu
Di dalam pikiranku

Dalam 5 Hari

Dalam detik ini ku masih bertahan
Itu karena bayangmu
Dalam sepi ini ku masih tersenyum
Itu karena hatimu
Hati ini merasa tenang
Meski dalam kesendirianku
Jiwa ini merasa damai
Karena kau selalu menjadi hatiku
Bila ku tatap langit malam
Bintang melukis indahmu
Bila ku tatap mentari esok
Sinarnya biaskan wajahmu
Telah ku lepaskan pandanganku
Hanya untukmu
Telah ku pertahankan sayangku
Untuk menantimu
Biar jarak memisahkan
Namun kau selalu dekat
Hadir dalam setiap hembus nafasku
Menemaniku
Di setiap waktu…dalam hidupku

Tidurlah Mimpiku

Sendiri dalam kesunyian ini
Dan ku ingin ketika terukir hari yang berlalu
Dalam tiap penantianku
Jangan pernah hati menangis
Karena malam masih kan sampaikan senyuman
Maka takkan ada kata sesal
Karena indah tersirat dalam tiap tingkahnya
Di setiap waktunya…dalam tiap masanya
Takkan selamanya hati membeku
Takkan selamanya dalam gelap
Karena dalam renung harapkan mimpi
Impian jadi kenyataan
Datanglah bunga sunyi
Bawalah diri ini
Terbang arungi istana mimpi
Yang tertinggal dalam kenyataan
Tuk lepaskan penat dan letih
Inginku engkau rasakan hadirnya saat dirimu menutup mata
Hingga akhirnya pagi yang kan sadarkan diri
Dengan senyuman…
Dalam kehangatan…

Andai Waktu

Selalu dalam ingatku
Bayangmu yang damaikan hatiku
Semestinya kita bisa bersama
Bersatu ikatkan rasa
Karena sudah semestinya cinta
Dapat menyatukan kita
Bila saja aku pergi
Genggamlah hatiku
Hingga tak urung ku berpaling
Jauh darimu
Kasihku…
Sadarkah kau dengan inginku
Kasihku…
Andaikan waktu tidakkan memisahkanku
Dengan indahmu…

Saat Ku Melihatmu

Mencoba melihat dengan air matamu
Mencoba memahami tiap peluh hatimu
Mencoba mengerti tentang keputusanmu
Tak pernah hati ini biarkan
Melalui semua itu dengan sepimu
Tak pernah terfikir inginkan
Lupakan setiap rasa hatimu
Kutahu kau akan mampu melewatinya
Kutahu kau akan mudah menjalaninya
Kutahu kaulah yang terhebat akan dirimu
Saat ku melihatmu…
Saat ku mendengarmu…
Saat ku di dekatmu…

Mampukah Kau Jawab Semua Tanyaku

Saatku mulai enggan bicara
Saatku mulai enggan di sisimu
Menangiskah kamu dengan keadaan itu
Walau kau tahu aku takkan mampu
Lakukan semua itu kepadamu
Saat tanganku tak lagi mampu
Petikkan nada rendah suara hati
Masihkah kau tetap bernyanyi
Walau terasa tak akan pernah serasi
Masihkah kau tetap tersenyum
Saatku coba untuk bangkit lagi
Dan jalani waktu demi waktuku
Dalam gelap langkahku melemah
Sanggupkan kau sinari hatiku
Biarkan ku mampu kembali bercahaya
Tak pernah ada keraguanmu akanku
Karena kusetia untukmu
Tapi mampukah kau jawab semua tanyaku itu
Mampukan kau jalani sisa hidupmu

AUSSIE DIGITAL AIRDROP