teknologi

Saturday, July 14, 2018

Cerminan

CERMINAN DIRI:

Wanita paruh baya itu terbangun dari tidurnya dengan keringat dingin, nafas yang terengah engah dan badan yang menggigil kuat bukan karena AC di kamarnya yang dingin tapi karena mimpi yang sama dengan tiga malam yang lalu. Diliriknya jam beker disamping kasur, jam 1 dini hari, disebelahnya sang suami masih pulas terlena dengan buaian malam. Wanita itu mencoba bangun meski sekujur tubuhnya lunglai seperti tak bertulang dan dengan sisa kemampuannya, ia berusaha untuk membuat otaknya menganalisa apa yang telah terjadi malam ini.

Ya...ini sudah malam ke empat, ia bermimpi sangat menyeramkan. Di dalam mimpinya, ia melihat sosok dirinya yang betul-betul aneh. Semua organ tubuhnya berubah menakutkan, bola matanya menjadi sebesar bola tennis, telinganya seperti telinga keledai tapi panjangnya sampai menyentuh lantai, mulutnya menganga dengan lidah terjulur keluar dan meneteskan cairan seperti nanah tapi lebih busuk baunya. Tangan-tangan halusnya mendadak berubah penuh kutil yang mengalirkan darah dan kaki-kaki jenjangnya menjadi bengkak dan semakin besar kalau ia berjalan. Astaghfirullahhaladziem..... istighfarnya dengan hati serta mulut yang tergagap. Berulang kali wanita paruh baya itu beristighfar sampai tak disadarinya, ia telah bercucuran air mata.

Ia mencoba mengingat kembali semua yang pernah dilakukannya dan seperti menonton sebuah film, semua diputar ulang, sampai kejadian kecil pun tak ada yang terlewatkan. Dia teringat bagaimana ia menggunakan matanya hanya untuk mengagumi perhiasan, koleksi mode terbaru, bahkan untuk membaca berita-berita yang seharusnya masuk ke tong sampah, Pernah juga untuk membaca ayat-ayat Al Quran tapi itu pun dilakukannya sepintas lalu saat dalam pengajian bulanan. Wanita itu tersadar ia hanya bisa menggunakan mulutnya untuk ghibah, ngerumpi, ngegosip, berbohong, menceritakan kejelekan teman-temannya, kadang untuk menghasut sampai memfitnah. Kalau pun untuk mengaji, menyebut keagungan asma Allah SWT, hanya dilakukan karena kebiasaan dan bukan karena kebutuhan yang didasari karena penghambaan serta keihklasan terhadap Allah Sang Maha Memiliki.

Bagaimana dengan telinga yang selama ini hanya dipakainya untuk mendengar gosip dan kabar yang tak terbukti benar. Begitu juga dengan tangannya yang selama ini dipakai untuk menggelapkan uang koperasi yang diamanahkan kepadanya, kedua tangannya sering dimanfaatkan untuk menolong temannya tapi niatnya riya' dan ingin disebut ringan tangan.

Ia tersadar untuk yang kesekian kalinya, bahwa ia tidak hanya memperkosa tangannya tapi juga memperkosa hatinya dengan riya' dan pamrih. Wanita paruh baya itu memegang kakinya dan dibenaknya teringat bagaimana ia memaksa kakinya untuk melangkah ke mall, ke rumah temannya sekedar untuk menanyakan apakah ada gosip terbaru, kadang juga ke pengajian tapi untuk pamer koleksi perhiasan atau busana muslimnya yang teranyar. 

Astaghfirullahhaladziem..... lirih ia ucapkan dengan hati yang sedari tadi tidak berhenti istghifar, teringat ia dengan ceramah Ustadz Rahmad, seminggu yang lalu... arti dari syukur adalah menggunakan atau mengolah nikmat Allah SWT sesuai dengan tujuan dianugerahkannya. Lawan katanya adalah kufur yang berarti tidak mensyukuri nikmat Allah Sang Maha Pemurah, dan orangnya disebut kafir. Kita dianugerahi kesehatan, tapi apakah kita sudah menggunakannya untuk shalat tepat waktu begitu azan berkumandang, kita dianugerahi hati yang fitri oleh Allah SWT tapi kenapa kita mengotorinya dengan riya', iri, dengki, takabur, buruk sangka dan berbagai macam penyakit. 

Begitu juga dengan dua mata normal pemberian Allah Sang Maha Kuasa, apakah kita sudah memanfaatkannya untuk membaca, mempelajari, memahami dan menerapkan ayat-ayat suci Allah SWT dalam hidup kita, sudahkah kita memanfaatkan mata ini untuk membaca buku-buku religi yang bisa meningkatkan kualitas keimanan, kecintaan serta ketakwaan kita kepada Sang Khalik ataupun yang bisa membuat kita memperbaiki akhlak kita. Bagaimana dengan telinga ibu-ibu bapak-bapak, apakah sudah dipakai untuk mendengar hal-hal yang baik dan benar, mendengar keagungan ayat-ayat Allah yang Maha Penyayang, sama halnya dengan mulut apakah sudah dimanfaatkan untuk berbicara yang benar yang tidak menyakiti dan mendzalimi orang lain, untuk menyampaikan kebenaran Illahi Robbi? Dua tangan kita apakah sudah digunakan untuk berdoa, berdziqir, bersedekah, bekerja dengan ikhlas Lillahi Ta'ala, dan juga untuk membantu sesama tanpa pamrih. Kedua kaki kita, apakah selama ini dilangkahkan ke tempat-tempat yang diridhoi Allah Sang Maha Tahu??? 

Seperti yang disebutkan dalam surah Ibrahim (14):7 Allah berfirman, " Sesungguhnya jika engkau bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmatmudan bila kamu mengingkari, maka siksaKu amatlah pedih." Jadi ibu-ibu bapak-bapak, kalau kita belum bisa memanfaatkan pemberian-pemberian Allah Yang Maha Kaya sesuai dengan tujuan pemberiannya dan yang diridhoiNya, maka kita termasuk *kafir, walaupun kita percaya kebenaran Al Quran, mendirikan shalat dan berpuasa sekalipun.

Lalu kita harus ingat firman Allah SWT dalam surah Al Israa' (17):36 Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.

surah Yaasin (36):65 Pada hari ini Kami tutup mulut mereka dan berkatalah tangan mereka kepada Kami dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dulu mereka lakukan.

Tergetar hati wanita itu, Allahu Akbar serunya lirih.... nikmatMu tidak hanya materi, harta, anak, suami, jabatan tapi yang dianggap sepele pun sebenarnya adalah nikmatMu yang terbesar yaitu, kesehatan, qolbu/hati, mata, mulut, telinga, tangan dan kaki. Dan kenikmatan yang tampak kecil itulah yang sering ia kufuri dan jika tiba saatnya nanti, kenikmatan-kenikmatan yang terlupakan itulah yang menjadi saksi atas perbuatannya.

Dalam isak tangisnya seperti ada "sosok" yang begitu kuat yang memaksanya bersujud, lalu lisan wanita paruh baya itu lirih berucap....
Ya Allah yang Maha Pengampun, ampunilah hambaMu ini yang belum pandai mensyukuri nikmatMu... 

Ya Allah yang Maha Pengampun, ampunilah hambaMu ini yang sudah menggunakan limpahan nikmatMu untuk bermaksiat dan mendurhakaiMu... 
Ya Allah yang Maha Penyayang, ampunilah hambaMu ini yang selalu menggunakan nikmatMu untuk mendzalimi dan menyakiti orang lain... 
Ya Allah yang Maha Penyayang, ampunilah hambaMu ini yang telah mengotori nikmatMu dengan kesombongan, riya', iri, dan dengki....

Suara adzan shubuh berkumandang dari masjid seberang, tak terasa berjam-jam wanita paruh baya itu menangisi kekhilafannya, muhasabah dan beristighfar kepada Sang Maha Pengasih. Buru-buru ia mengusap air matanya sembari tersenyum ia berucap terima kasih Ya Allah Yang Maha Baik atas hidayahMu yang luar biasa ini, terima kasih Ya Allah Yang Maha Pemberi Nikmat atas cinta, kasih sayangMu yang tak pernah henti Engkau limpahkan walaupun hambaMu ini berulang kali mendurhakaiMu.

Ia pun segera beranjak wudhu dan shalat shubuh, dan doa yang keluar dari hati serta lisannya...

Ya Allah Yang Maha Pandai, ajarilah hamba untuk bisa mensyukuri nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan bapak ibuku, bimbinglah hamba untuk bisa berbuat kebaikan di jalanMu dan sertakanlah hamba ke dalam golongan hamba-hambaMu yang selalu berbuat baik.....

Ya Allah Yang Maha Mampu Melakukan Segalanya, berikanlah hamba kekuatan, kemampuan serta kemudahan untuk bisa menggunakan qolbu, mata, lisan, telinga, tangan dan kaki yang telah Engkau anugerahkan kepadaku untuk berbakti kepadaMu.....

Ya Allah Yang Maha Pelindung, hindarkanlah hamba dari golongan orang-orang yang Engkau murkai, golongan orang-orang yang kufur nikmat, golongan orang-orang munafik yang selalu mendzalimi menyakiti dirinya dan orang lain....

Ya Allah Yang Maha Kuasa, hamba mohon jangan Engkau palingkan diri ini dari hadapanMu dan jangan Engkau sesatkan hati ini dari hidayahMu.... 
Hanya Engkaulah sebaik-baik Penolong, Pelindung, Pemelihara kami dengan segala kecukupan, kasih sayang, kebaikan-kebaikan, ampunan serta berkah yang tak pernah lelah dan pamrih Engkau anugerahkan bagi hamba...

Amiin


Posting Komentar

Sunday, July 8, 2018

Sunan kalijogo

Syahadat sunan kalijaga


Syahadat Sejati Sunan Kalijaga, Dasar Ilmu Makrifat Sunan Kalijaga – Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bagaimana kabar anda saudaraku? Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT, Amin. Dalam kesempatan yang baik ini saya ingin membagikan sebuah ilmu yang mungkin saja bermanfaat untuk anda, yaitu tentang ajaran Ilmu Makrifat Sunan Kalijaga yang ada dalam Syahadat Sejati Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga merupakan sosok luar biasa yang sangat berpengaruh dalam perkembangan Islam di Tanah Jawa. Beliau diberikan gelar ‘GURU SUCI TANAH JAWA’ dan sampai saat ini ajaran ajaran sang Sunan masih diamalkan. Apalagi bagi penggemar Ilmu Hikmah, Ilmu Islam Kejawen dan Aliran aliran ilmu Spiritual.
Ada lima dasar dalam Syahadat Sejati Sunan Kalijaga, dimana ajaran ajaran sang Sunan Kalijaga tersebut sebenarnya dikenal sebagai Pandawa Lima. Bukan tokoh pewayangan, melainkan lima syahadat sejati yang diajarkan sebagai dasar Ilmu Makrifat. Apa sajakah syahadat sejati tersebut? Ini Dia!

Macam Macam Syahadat Sejati Sunan Kalijaga

Syahadat Sejati Sunan Kalijaga merupakan lima Pandawa yang membawa Islam hingga ada di dunia ini. Kelima pandawa itu kemudian dijadikan syahadat sejati, diantaranya :
RASULULLAH SAW
Rasulullah yaitu kanjeng Nabi Muhammad SAW sang nabi akhir zaman yang juga Rasul Allah paling kita cintai karena kita sebagai umatnya. Rasulullah bertugas sebagai NUR (cahaya) yang menyinari kehidupan manusia dan memberikan pertolongan (Syafa’at) keppada manusia ketika hari kiamat tiba. Dengan selalu mengamalkan syahadat, maka kita mengakui bahwa ALLAH itu satu dan Muhammad SAW adalah utusan-NYA. Inilah dasar dari Syahadat Sejati Sunan Kalijaga yang selalu beliau ajarkan saat menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa.
WALIYULLAH
Waliyullah dalam hal ini adalah : Syeh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati Cirebon. Waliyullah ini bertugas sebagai penunjuk jalan keselamatan dan keamanan kepada manusia dhohir dan bathin (dunia akhirat). Sunan Gunung jati sejatinya adalah guru dari Sunan Kalijaga, dan dari beliaulah Syahadat Sejati Sunan Kalijaga itu diketahui, dari beliaulah Sunan Kalijaga menyusun kelima Pandawa pembawa Islam ini.
Cerita dalam sejarah Cirebon meriwayatkan bahwa pada tanggal 28-rajab-1466 M, Syeh Syarif Hidayatullah menghadap Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Kemudian beliau diberi wejangan dan diajarkan ilmu sejatinya syahadat yang bangsa latifussirri. Setelah usai Kanjeng Nabi bersabda  :
“Aku beri anda gelar Insan kamil, menjabat sebagai wali kutub sebagai wakil mutlakku, tidak adanya Nabi ya adanya Wali, tidak adanya aku ya adanya kamu, kamu ya saya, saya ya kamu bahkan tidak ada wujud dua. Dan anda gelarkan Agama Islam, rukunnya lima perkara yaitu : Syahadat,Dirikanlah Sholat (lima waktu),zakat,puasa,dan haji bagi yang mampu. Dan patuhilah apa yang tersebut dalam Al-Qur’an dan ingat anda jangan mengunggul-ungguli, (menghebati) tampa amal kebajikan. Dan anda bergurulah apa adat biasa di dunia, yang benar tingkah lakunya hastiti hati yang sejati.”
Dari sinilah ilmu Syahadat Sejati Sunan Kalijagaada dan diajarkan sang Guru Sunan Gunung Jati pada Sunan Kalijaga sebagai penerus beliau di tanah Jawa.
HABIBULLAH
Yang dimaksud Habibullah Yaitu Abah Umar Panguragan Cirebon ( wafat tahun,1973 M.) Beliau bertugas sebagai pembangkit dan penggali ajaran-ajaran syahadat dari Rasulullah SAW.Yang di bawa oleh Waliyullah, yang terpendam (terkubur) oleh sejarah. Pada era walisongo akhirnya Syahadat Sejati Sunan Kalijaga muncul dan menjadi ilmu yang mendasar sebagai umat Islam.
SHOLAWATULLAH
Sholawatullah yang dimaksud yaitu Embah Ahmad kebon danas pusaka negara subang (wafat tahun 1999 M.) dimana beliau bertugas sebagai pembangun ajaran syahadat dari Rasulullah SAW yang di bawa oleh Waliyyullah dan Habibullah.
SHOLALLAH
Sholallah disini yang dimaksud yaitu orang-orang sholeh dan sholehah yang mengikuti dan melaksanakan, perintah Allah dan RasullNya. Berawal dari Syahadat Sejati Sunan Kalijaga ini para sholallah melestarikan dan meneruskan ajarannya.

AUSSIE DIGITAL AIRDROP